Ormas Grashi Desak Gubernur Rohidin Copot Kepala SMAN 5 Kota Bengkulu

Ormas Grashi Desak Gubernur Rohidin Copot Kepala SMAN 5 Kota Bengkulu

Nasirwandi--

Ormas Grashi Desak Gubernur Rohidin Copot Kepala SMAN 5 Kota Bengkulu

RAKYATBENTENG.COM - Dunia pendidikan di Provinsi Bengkulu digegerkan dengan mencuatnya kasus dugaan rekayasa nilai siswa pada Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) di SMAN 5 Kota Bengkulu. 

Mengingat kewenangan atas pengelolaan dan pembinaan SMA dan SMK di bawah Pemprov Bengkulu, Gubernur Rohidin Mersyah diminta bertindak tegas dengan mencopot Kepala SMAN 5. 

Desakan datang dari DPC Ormas Gerakan Sadar Hukum Indonesia (Grashi) Bengkulu. Disampaikan Nasirwandi, pentolan Ormas Grashi langkah tegas yang diambil oleh Kadis Dikbud Provinsi Bengkulu dengan mencoret siswa yang nilainya diduga direkayasa sehingga peringkatnya melesat naik pada PDSS tidaklah cukup. 

BACA JUGA:Razia Besar-besaran Mulai 4 Maret 2024, Cek di Sini Pelanggaran yang Jadi Target

BACA JUGA:Heboh Dugaan Rekayasa Nilai PDSS, Kadis Dikbud Provinsi Bengkulu Rapat dengan Kepsek dan Guru SMAN 5, Hasilnya

BACA JUGA:Resmi! 1 Ramadan 1445 H Jatuh pada Tanggal Segini, Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

PDSS sendiri adalah basis data yang berisikan rekam jejak kinerja sekolah dan nilai rapor siswa yang eligible untuk mendaftar Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2024.

"Gubernur kita minta untuk bertindak tegas, sebagai bentuk sanksi dan contoh bagi kepala sekolah lain agar tidak melakukan perbuatan yang melanggar aturan, merugikan siswa dan mencemarkan nama baik sekolah. Dan juga agar yang bersangkutan (Kepsek, red) bisa fokus menjalani proses hukumnya sesuai yang dilaporkan oleh wali murid," kata Nasirwandi.

"Kita sangat prihatin dengan kasus yang terjadi, kami pun sebagai orang tua juga tidak akan terima kalau anak kami diduga dicurangi oleh oknum di sekolah, dengan alasan apapun tidak bisa diterima. Ini menyangkut masa depan anak. Kami juga meminta kepada bapak Saidir selaku kepala dinas untuk memeriksa seluruh sekolah, sebab tidak menutup kemungkinan kasus serupa juga terjadi," tandas Nasirwandi.(tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: