Jiwanya Menggantung Hingga Dosa Tak Diampuni, Ngerinya Balasan Orang-Orang yang Melalaikan Membayar Utang

Jiwanya Menggantung Hingga Dosa Tak Diampuni, Ngerinya Balasan Orang-Orang yang Melalaikan Membayar Utang

Ilustrasi--

Jiwanya Menggantung Hingga Dosa Tak Diampuni, Ngerinya Balasan Orang-Orang yang Melalaikan Membayar Utang

RAKYAT BENTENG.COM - Islam telah mengatur segala aspek kehidupan manusia secara umum dalam Al-Quran dan hadits. Salah satunya mengenai utang dan piutang.

Meski dalam Islam utang piutang dibolehkan tapi kita tetap mesti berhati-hati. Berutang dianjurkan saat dalam kondisi yang mendesak, tidak memungkinkan mencari jalan keluar. Yang harus dihindari itu adalah berutang untuk hal yang tidak mendesak. 

Sebab masalah utang bukan sekadar masalah di dunia saja melainkan juga di akhirat. Jadi jika seorang Muslim harus berutang berniatlah untuk membayar dengan sungguh-sungguh. Jangan menunda jika ada kemampuan untuk membayar. 

Dari Abdullah bin Ja'far ra, Rasulullah SAW bersabda, "Allah akan bersama (memberi pertolongan pada) orang yang berutang (yang ingin melunasi utangnya) sampai ia melunasi utang tersebut selama utang tersebut bukanlah sesuatu yang dilarang Allah SWT," (HR Ibnu Majah)

Adapun balasan bagi orang-orang yang memiliki utang tapi tidak menyegerakan menyelesaikannya padahal ia mampu, akan diterimanya sejak ia masih berada di dunia, di saat kematian, di alam kubur, hingga di akhirat. Naudzubillah Min Dzalik

"Dalam urusan utang, demi Zat yang menggenggam jiwa Muhammad, seandainya seseorang terbunuh di jalan Allah, kemudian hidup lagi, kemudian terbunuh lagi di jalan Allah, kemudian hidup lagi, kemudian terbunuh lagi di jalan Allah, kemudian hidup lagi, tetapi ia memiliki tanggungan utang, maka ia tidak akan masuk surga sampai melunasi utangnya,” (HR Ahmad).   

BACA JUGA:WAJIB TAHU! Golongan Manusia yang Bakal Terbebas dari Azab Kubur, Siapa Sajakah

BACA JUGA:DAHSYATNYA Doa Anak Yatim: Pernah Meluluhlantakkan Peradaban Manusia

BACA JUGA:Para Istri Wajib Simak Nih, Sifat-Sifat yang Bikin Rezeki Suami Mengalir Deras

Hadits tentang utang berikutnya menggambarkan hukuman yang sangat pedih. Yang mana setiap kebaikan orang yang berutang akan diambil oleh orang yang mengutanginya. Jika tidak ada lagi kebaikan yang bisa diambil, maka keburukan orang yang mengutangi akan dilimpahkan padanya.

"Siapa saja yang berutang, seraya berniat untuk melunasinya, maka Allah akan melunasinya dari orang tersebut pada hari Kiamat. Sementara siapa saja yang berutang, seraya tidak ada niat untuk melunasinya, kemudian ia meninggal, maka pada hari Kiamat, Allah berkata kepadanya, ‘Aku mengira bahwa Aku tidak mengambil haknya untuk hamba-Ku.’ Maka diambillah kebaikan-kebaikannya, lalu diberikan kepada kebaikan-kebaikan yang lain. Setelah tidak ada lagi kebaikan yang bisa diambil, maka keburukan yang lain dilimpahkan kepadanya.” (HR Ath-Thabrani)

Pernah suatu ketika Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam ketika datang seorang jenazah kepadanya untuk disholatkan beliau bertanya, “Apakah sahabat kalian ini memiliki utang?” Mereka menjawab, “Iya.” Beliau bertanya lagi, “Apakah ia meninggalkan sesuatu untuk melunasinya?” Dijawab oleh mereka, “Tidak.” Beliau mengatakan, “Sholatkan saja sahabat kalian itu oleh kalian!” Untungnya, ‘Ali bin Abi Thalib menyela, “Biarlah kewajibanku melunasi utangnya.” Mendengar demikian, barulah Rasulullah berkenan maju dan mensholati jenazah orang tersebut.(HR al-Bukhari).  

Dalam hadits lainnya dijelaskan juga bahwa utang yang belum dibayarkan menjadi pemberat dan membuat jiwa kita tidak diterima atau dengan kata lain menggantung. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: