Merasa Ngantuk Berat Tapi Tidak Bisa Tidur? Bisa Jadi Anda Mengalami Ini

Merasa Ngantuk Berat Tapi Tidak Bisa Tidur? Bisa Jadi Anda Mengalami Ini

ilustrasi--

·       Putus cinta.

 4. COVID-19

COVID-19 dapat menimbulkan berbagai gejala, salah satunya gangguan tidur. Masalah ini mungkin disebabkan oleh stres atau respons autoimun terhadap virus. 

Sebuah penelitian terhadap 236.379 pasien COVID-19 menemukan bahwa 5% diantaranya menderita insomnia. Hingga 10% orang dengan penyakit serius yang memerlukan rawat inap mengalami masalah tidur. 

Gangguan tidur mungkin lebih umum terjadi pada pasien COVID-19 kronis, menurut sebuah analisis. Para peneliti menemukan bahwa di antara 1.321 orang dengan gejala COVID-19 jangka panjang, lebih dari 40% mengalami masalah tidur ringan.

5. Konsumsi Kafein

Jika Anda terbiasa minum kopi, kandungan kafein di dalamnya bisa menyebabkan gangguan tidur. Umumnya waktu paruh kafein adalah 5 jam. Penelitian menunjukkan bahwa minum 400 mg kopi dalam waktu 6 jam sebelum tidur secara signifikan menurunkan kualitas tidur. Jadi, hentikan konsumsi kafein setidaknya 4-6 jam sebelum tidur.

6. Menggunakan Perangkat Elektronik Sebelum Tidur

Ritme sirkadian internal diatur oleh sinyal terang dan gelap. Depresi memberitahu tubuh bahwa sudah waktunya istirahat. Namun, penggunaan perangkat elektronik di malam hari mengganggu ritme biologis tersebut. Layar dan perangkat elektronik memancarkan cahaya biru yang menghambat produksi hormon tidur melatonin.

Cahaya biru dari perangkat menipu otak Anda untuk berpikir sudah waktunya untuk bangun. Sebuah penelitian menemukan bahwa konten internet dapat merangsang dan meningkatkan tingkat stres sebelum tidur, sehingga mengganggu waktu istirahat.

7. Depresi

Tinjauan ilmiah menunjukkan bahwa hingga 90% penderita depresi memiliki kualitas tidur yang buruk. Komplikasi yang paling umum termasuk insomnia, narkolepsi, gangguan pernapasan saat tidur, dan sindrom kaki gelisah. Hubungan antara gangguan tidur dan depresi sangatlah kompleks. Menstruasi tampaknya mengganggu ritme sirkadian. Peradangan, perubahan bahan kimia otak, dan faktor genetik mempengaruhi hubungan antara depresi dan tidur.

Masalah tidur dapat mempengaruhi seluruh hidup Anda. Jadi, jika Anda tidak bisa tidur meski sudah tidur, konsultasikan dengan dokter. Dokter Anda dapat membantu mengidentifikasi masalah yang mendasarinya dan meresepkan obat berdasarkan kondisi Anda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: