Mau Berinvestasi di Reksadana? Ketahui Ini Keuntungan dan Resikonya
ilustrasi--
BACA JUGA:Pilpres dan Pileg Telah Usai, Pilkada Serentak Menanti, Simak Lagi Tahapan dan Jadwalnya
1. Wanprestasi
Risiko pertama yang mungkin bisa saja terjadi adalah risiko wanprestasi di mana rekan usaha Manajer Investasi gagal memenuhi kewajibannya atau mengalami gagal bayar. Rekan usaha Manajer Investasi yang bisa gagal bayar tersebut seperti bank kustodian, pialang, atau agen efek reksadana itu sendiri.
2. Masalah ekonomi dan politik
Jika terjadi permasalahan ekonomi dan politik pada sebuah negara, juga bisa menyebabkan investasi reksadana mengalami ketidakstabilan. Seperti adanya kebijakan baru terkait aturan investasi di sebuah negara yang membuat terjadinya perubahan iklim investasi.
3. Nilai bisa turun
Risiko lainnya yang bisa terjadi adalah menurunnya nilai aktiva bersih per unit penyertaan, yang biasanya berisiko cukup tinggi untuk jenis reksadana saham.
Sedangkan untuk reksadana pasar uang risiko nilai mengalami penurunan bisa dikatakan cukup kecil, karena biasanya ditempatkan di deposito dan obligasi.
Hal ini tentunya, menyebabkan keuntungan dari reksadana bisa tidak menentu, bisa banyak, bisa juga tiba-tiba mengalami penurunan bahkan mengalami kerugian.
4. Risiko likuiditas
Meskipun reksadana dikenal mudah melakukan pencairan, tapi dalam beberapa kondisi, bisa saja mengalami kesulitan dicairkan karena Manajer Investasi terlambat menyiapkan dana untuk investor.
Tapi, biasanya risiko seperti cukup kecil terjadi, karena saat reksadana sudah diatur dalam Undang-Undang untuk maksimal pencairannya adalah 7 hari kerja.
BACA JUGA:Prabowo-Gibran Menang Telak di Bengkulu, Titiek Soeharto Sampaikan Ucapan Spesial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: