Pada umumnya, masyarakat Desa Bukit Batu di kala itu berprofesi sebagai nelayan bagi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kendati demikian, ada juga sebagian kecil dari mereka yang berprofesi sebagai petani, seperti memotong karet, berkebun dan lain sebagainya.
Seiring waktu dan perkembangan zaman, Desa Bukit Batu yang sebagian besar aktivitas masyarakat sebelumnya dipusatkan di sekitar pesisir pantai dan sepanjang muara dan aliran sungai Bukit Batu, lambat laun mengalami perluasan area pemukiman karena terjadinya penambahan penduduk, seperti adanya masyarakat dari Jawa yang datang dan menetap di desa ini, sehingga akhirnya terbentuklah satu kesatuan masyarakat kampung yang dipimpin oleh kepenghuluan.
Desa Bukit Batu Kecamatan Bukit Batu disamping menyimpan sejarah yang menarik untuk selalu diperbincangkan, juga memiliki berbagai potensi pariwisata yang ada. Diantara potensi pariwisata tersebut antara lain objek wisata hutan mangrove Bukit Batu Laut, serta pesona alam Bukit Batu Laut dengan suasana sungai Bukit Batu-nya yang senantiasa memanjakan mata. Selain itu ada juga produk-produk UMKM tradisional Bukit Batu, seperti kain tenun Lejo dan kerupuk sagu, termasuk pula makanan-makanan khas Bukit Batu, seperti laksa, kue badak, bolu kemojo, asidah dan lain sebagainya.
Selain potensi wisata yang disebutkan di atas, berbagai situs peninggalan sejarah lainnya yang ada di Bukit Batu, juga selalu menarik untuk dikunjungi. Diantaranya seperti Rumah Orang Kaya Raja Negara, Rumah Datuk Laksamana, barang-barang peninggalan sejarah serta makam-makamnya.
10. Desa Wisata Kelawi - Desa wisata pertama yang memiliki varietas buah alpukat Desa Kelawi
Pantai Minang Rua merupakan salah satu destinasi wisata yang berada di Lampung. Tepatnya di Jalan Pariwisata Batu Alif, Dusun Minang Rua, Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan.
Pantai Minang Rua memiliki bentang garis pantai sepanjang 10 Kilometer. Keunikan dari pantai ini adalah hamparan pasir pantainya terbentuk karena reklamasi alami akibat dari dampak pembangunan jalan TOL Bakauheni - Terbanggi Besar.
Namun, selain wisata pantai para wisatawan dapat menikmati spot-spot wisata alam lainnya yang bisa dikunjungi dan tersebar di sekitar destinasi wisata pantai ini seperti Green Canyon, Taman Bawah Laut, Air Terjun Jamara, Air Terjun Khaja Saka, Batu Alif, dan Goa Lalay, serta wisata Spot Jumping bagi kalian yang menyukai wisata memacu adrenalin.
Selain itu, pantai yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) ini adalah salah satu pantai di Indonesia yang memiliki penangkaran penyu sendiri. Pasalnya, pantai ini seringkali menjadi tempat persinggahan bagi penyu-penyu ketika bermigrasi untuk bertelur. Penangkaran penyu ini tentunya menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang berwisata ke Pantai Minang Rua.
Pada saat musim bertelur penyu, pokdarwis akan berjaga malam untuk menyelamatkan telur-telur tersebut dan berusaha merawat telur tersebut hingga menetas.
Setelah proses penetasan, kemudian bayi-bayi penyu (tukik) akan dilepas liarkan ketika mereka sudah memasuki usia yang cukup untuk bertahan hidup. Jika beruntung, para wisatawan bisa ikut turut serta menjadi bagian didalam rangkaian acara pelepasan tukik-tukik tersebut.
11. Desa Wisata Duren Sari Sawahan - Desa Wisata yang Memiliki Kawasan Hutan Durian Terluas
Desa Wisata Duren Sari Sawahan merupakan salah satu desa wisata terbaik nasional tahun 2020 dengan konsep CBT (Community Based Tourism).
Nama Duren Sari dipilih karena desa ini berada di kawasan hutan durian terbesar se-Asia Tenggara seluas 650 Ha yang telah ditetapkan sebagai International Durio Forestry (IDF) oleh Menteri Pertanian pada tahun 2016. Kita bisa melihat durian yang bergunung-gunung di teras rumah warga pada musim durian.