Kabupaten Batang terletak di pantai utara Jawa Tengah dan berada pada jalur utama yang menghubungkan Jakarta-Surabaya. Posisi tersebut menempatkan wilayah Kabupaten Batang, utamanya Ibu Kota Pemerintahannya pada jalur ekonomi pulau Jawa sebelah utara yang sangat prospektif, terlebih dengan adanya peluang investasi dari relokasi industri dari negara lain yang sebagian besar berasal dari Negara China. Hal ini berpotensi untuk meningkatkan berbagai sumberdaya yang ada dan mengenalkan pariwisata kepada negara lain khususunya China.
Desa Besani Blado adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Blado Kabupaten Batang. Desa Besani berada di daerah dataran tinggi dengan hamparan pemandangan alam yang indah berjarak sekitar 25 Km dari ibukota Kabupaten Batang ke arah tenggara.
Di desa wisata terdapat pusat atraksi De Blado yang memberikan sebuah wisata mengedepankan kebudayaan tradisi Jawa dan juga terdapat pusat belajar Mandarin.
Dengan demikian diharapkan Desa Besani menjadi sebuah Desa Wisata Gerbang Akulturasi China Jawa.
14. Desa Wisata Wukirsari - Desa Wisata yang Memiliki Pengrajin Batik Terbanyak.
Merupakan salah satu kawasan wisata di Kabupaten Bantul. Terletak di sisi selatan dari pusat kota Yogyakarta dengan jarak plus minus 17 Km.
Desa Wisata Wukirsari ini berfokus pada pengembangan Edu-Wisata dan Eco-wisata sejak tahun 2007. Secara resmi telah dikukuhkan melalui SK Pemerintah Desa dan SK Pemerintah Kabupaten Bantul sebagai Desa Wisata yang dikelola secara pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan seluruh unsur kemasyarakatan dan di koordinasi oleh Pengelola Desa Wisata Wukirsari.
Berbagai atraksi wisata tersedia di kawasan Desa Wukirsari yang meliputi wisata budaya dan edukasi belajar batik di Kawasan Giriloyo, wisata alam di kawasan pesisir Sungai Opak, Wisata religi di kawasan Makam Raja-raja Pajimatan dan Makam Sunan Giriloyo, serta wisata ekonomi budaya di Kawasan Pasar Tradisional Sor Jati. Selain itu, Dusun Pucung difokuskan pada pengembangan edu-wisata satwa burung berbasis penangkaran burung, serta memaksimalkan potensi kerajinan tatah sungging wayang.
Wisata Belajar Membatik menjadi salah satu unggulan atraksi Desa Wisata Wukirsari yang berpusat di Dusun Giriloyo, Karang Kulon, dan Cengkehan.
Belajar membatik menjadi ajang bagi Wukirsari untuk mengenalkan warisan budaya dunia milik Indonesia yang telah ada di Kawasan ini sejak tahun 1634 silam.
Bukan hanya sekedar ajang wisata, kegiatan ini menitik beratkan pada keterlibatan lebih dari 600 orang perajin batik sebagai pemandu wisata belajar batik, sehingga setiap perkembangan dalam atraksi ini akan berimbas pada meningkatnya taraf hidup masyarakat yang berprofesi sebagai perajin batik.
Jumlah wisatawan tiap tahun yang selalu mengalami peningkatan menunjukkan eksitensi atraksi edu-wisata di bidang batik yang tidak pernah sepi peminat. Dengan jumlah wisatawan mencapai 25.000 orang pada tahun 2018 telah menunjukkan kontribusi nyata dalam menggerakkan ekonomi Desa Wukirsari dalam pemberdayaan wanita dan masyarakat.
Pada awalnya batik tumbuh dan berkembang di tangan para puteri Kraton Yogyakarta dan mayoritas hanya batik ngenggreng saja. Motif batik mulai berkembang setelah kegiatan batik tersebar dan diteruskan di luar Kraton.
Warna yang digunakan tidak lagi terbatas pada putih, hitam, cokelat dan biru tua tetapi berwarna-warni sesuai dengan kebudayaan daerah setempat serta kreativitas para pembatik untuk menmproses penyelesaian batik. Perkembangan pesat Batik di Pulau Jawa terjadi di tahun 1900-1980an dengan tingginya permintaan dan penggunaan batik dalam kehidupan sehari-hari baik kalangan muda maupun kalangan tua.