Aktivis Ormas, LSM Hingga Politisi Kompak Kritik Kinerja Dinas Pariwisata Bengkulu Tengah, Ini Penyebabnya
--
Aktivis Ormas, LSM Hingga Politisi Kompak Kritik Kinerja Dinas Pariwisata Bengkulu Tengah, Ini Penyebabnya
RAKYATBENTENG.COM - Dinas Pariwisata Kabupaten Bengkulu Tengah belakangan ini panen kritikan. Mulai dari aktivis Ormas, LSM hingga Politisi kompak menyuarakan kritiknya terhadap kinerja dinas yang dipimpin oleh Kepala Dinas, Edwar Novrin tersebut.
Aktivis Ormas Nusantara Institute, Harisna Asari menyikapi tidak terurusnya objek wisata yang menjadi ikon Kabupaten Bengkulu Tengah. Mulai dari Pantai Sungai Suci, Danau Gedang dan Tahura Rajolelo.
Bahkan untuk tahura yang pada awal diserahterimakan dari Pemprov Bengkulu digadang-gadang dijadikan taman satwa diusulkan oleh desa setempat untuk dikelola lantaran tak terurus namun ditolak.
Haris membandingkan kinerja Dinas Pariwisata (Dispar) era kepemimpinan Alm Gunawan Wibisana mengalami kemunduran sekarang ini. Penilaian Haris disampaikannya lantaran ia dikenal dekat dengan almarhum semasa menjabat. Tahu betul Haris kiprah almarhum dalam membangun sektor pariwisata.
"Kita berbicara fakta. Saya mengikuti betul perjuangan almarhum mewujudkan tekadnya membangun dunia pariwisata di Bengkulu Tengah ini pada waktu itu, karena almarhum sering bertukar pikiran meminta masukan dan kritikan dengan kami. Hasilnya bisa dilihat sampai hari ini. Namun sayang apa yang telah dibangun, jangankan dikembangkan malah terkesan dibiarkan terbengkalai. Kita cukup prihatin sekali," kata Haris.
BACA JUGA:BKPSDM Bengkulu Tengah Resmi Umumkan Jadwal Tes SKD CPNS 2024, Cek Daftar Lengkapnya di Sini
Masih dari Ormas Nusantara Institute, peruntukan anggaran di Dinas Pariwisata dipertanyakan. Pasalnya secara fakta tidak ada pembangunan lanjutan atau pengembangan serius terhadap objek wisata yang ada.
Senada, politisi Partai Ummat, Malani atau yang akrab disapa Datuk ini turut mengkritik tidak adanya perhatian dinas terhadap sejumlah objek wisata di Bengkulu Tengah.
Padahal, menurut Datuk objek wisata tersebut merupakan aset potensial untuk mendatangkan PAD karena dapat menjadi daya tarik dan keunggulan daerah. Selain itu, juga menjadi sumber pendapatan dan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
BACA JUGA:Pengakuan Wali Murid Soal Dana PIP Diduga Dipotong Oknum: Dikasih Rp100 Ribu, Minta Lebih
"Saya sependapat dengan apa yang disampaikan bung Haris sebelumnya. Kita cukup prihatin, jangankan menarik pengunjung dari luar, warga Benteng saja tidak berminat. Padahal daerah kita diberi anugerah objek wisata alam yang luar biasa indah oleh Tuhan YME yang sebenarnya tidak kalah dengan daerah lain. Tapi harus dirawat dan dikembangkan, siapa yang bertanggungjawab kalau bukan pemerintah," jelas Datuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: