Luar Biasa! Pelantikan 1.912 Komisioner Bawaslu/Panwaslih Kenakan Pakaian Adat Pecahkan Rekor Dunia
tangkapan layar video --
RAKYAT BENTENG.COM - Pelantikan sebanyak 1.912 orang Komisioner Bawaslu/Panwaslih dari 514 Kabupaten/Kota se-Indonesia yang berlangsung malam ini, Sabtu 19 Agustus 2023 oleh Bawaslu RI sukses memecahkan Rekor Dunia Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Mengutip dari siaran langsung pada kanal YouTube resmi Bawaslu RI, Ketua MURI, Jaya Suprana sebelumnya sempat menyampaikan pernyataan yang membuat suasana menjadi tegang. Dimana Jaya Suprana menolak ajuan awal sebagai rekor Indonesia.
"Dengan berat hati saya terpaksa menolak ajuan rekor ini sebagai rekor Indonesia. Mohon maaf, saya tidak bisa menerima rekor ini sebagai rekor Indonesia, karena rekor ini adalah rekor dunia," kata Jaya Suprana disambut gemuruh tepuk tangan seluruh yang hadir.
"Maka dengan bangga dan terharu saya maklumatkan rekor hari ini adalah rekor dunia," tegas Jaya Suprana yang kembali mengundang gemuruh tepuk tangan.
Piagam rekor dunia MURI pelantikan pejabat publik terbanyak mengenakan busana adat selanjutnya diserahkan oleh Jaya Suprana kepada Ketua Bawaslu RI, Rahmat Bagja, SH. LL. M.
Sebelumnya, dalam kata sambutan, Rahmat Bagja mengungkapkan bahwa ketentuan mengenakan busana adat dari daerah masing-masing sengaja diberlakukan kepada seluruh Komisioner Bawaslu/Panwaslih terpilih yang akan mengikuti prosesi pelantikan.
BACA JUGA:INFO PENTING! Ombudsman RI Buka Seleksi Kepala Perwakilan di 6 Provinsi, Ini Syarat dan Ketentuannya
"Kami mengusung tema untuk pelantikan ini mengenakan pakaian adat, kenapa? bertepatan dengan 17 Agustus 2023," kata Rahmat.
"Inilah perbedaan yang harus hadir di Indonesia. Bapak ibu bajunya macam-macam, ada yang merah, ada yang putih, hijau, cokelat tapi saya yakin bapak ibu sesuai sumpah dan janji yang diucapkan tadi mempunyai tujuan yang sama, menjaga Kesatuan Negara Republik Indonesia. Bangsa ini dibangun dengan keragaman. Bangsa ini dibangun dengan seluruh proses pengenalan seluruh suku, agama dan ras diantara kita semua. Jangan sampai ada yang merasa diunggulkan, jangan sampai ada yang merasa tersisih. Oleh sebab itu lihatlah pada saat ini, seluruh yang hadir memakai baju yang berbeda mengucapkan sumpah dan janji yang sama. Itulah yang akan menjadi dasar penyelenggaraan Pemilu kita kedepan. Keragaman, saling toleransi di antara kita. Mengetahui bagaimana perasaan bapak ibu, tingkah laku bapak ibu dan seluruh proses kehidupan yang bapak ibu lakukan, sesama komisioner. Setelah pulang, dalam hal apapun juga dibicarakan bersama-sama. Dasar musyawarah mufakat lebih didahulukan daripada penentuan pendapat votting. Inilah yang kami harapkan pada periode ini dari bapak ibu semua," pesan Rahmat.(tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: