Ternyata Ini Kisah di Balik Emoji Semangka yang Viral, Simbol Dukungan terhadap Palestina

Ternyata Ini Kisah di Balik Emoji Semangka yang Viral, Simbol Dukungan terhadap Palestina

Ilustrasi--

Namun, perjanjian perdamaian ini banyak dilanggar pada tahun 1996 seiring dengan taktik Netanyahu mempercepat pemilu Israel untuk menjegal upaya kemerdekaan Palestina. 

Kendati Sliman Mansour tidak menggerakkan seniman lain perihal karya lukisan, cerita tentang semangka ternyata menginspirasi seniman lainnya di tahun-tahun berikutnya.

Salah satunya, Khaled Hourani. Ia melukis sepotong semangka untuk proyek bertajuk "Subjective Atlas of Palestine" pada tahun 2007. Ia menggambar buah itu setelah mendengar cerita versi Sliman Mansour. 

Setelah itu, seniman-seniman lainnya menyusul langkah Hourani untuk membuat karya semangka lainnya. Belakangan ini, penggunaan bendera Palestina kembali mendapat kecaman. 

Pada Januari 2023, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, menginstruksikan polisi untuk menyita bendera Palestina dari tempat umum. 

Kemudian pada bulan Juni dibuat rancangan undang-undang yang melarang penggunaan bendera di lembaga-lembaga yang didanai negara, yang menurut laporan media Israel Haaretz telah mendapat persetujuan awal dari Knesset (parlemen Israel).

BACA JUGA:Jangan Lewatkan Gaes, Ini Dia Promo Terbaru JCO: 2 Box JPops+1 JCool To Go Cuma Bayar Segini

Sebagai tanggapan atas rancangan undang-undang tersebur, Zazim, sebuah organisasi perdamaian akar rumput Arab-Israel, memasang bendera Palestina – dalam bentuk semangka – di sekitar selusin layanan taksi Tel Aviv. 

Amal Saad adalah warga Palestina dari Haifa yang mengorganisir kampanye semangka Zazim. 

"Jika Anda ingin menghentikan kami, kami akan menemukan cara lain untuk mengekspresikan diri," kata Amal.

Menargetkan seniman dan karya dalam kecaman adalah salah satu taktik yang digunakan oleh penjajah Israel untuk menghapus identitas rakyat Palestina. Sliman Manshour mengatakan, 

"mereka (Israel) menginginkan orang Palestina menjadi orang tanpa kebudayaan dan sejarah. Sebagian orang bahkan menolak mengakui eksistensi rakyat Palestina. Kesenian menjadi senjata untuk melawan hal tersebut."(tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: