Dikejar-kejar Tentara Jepang, Ini Kisah Heroik Fotografer yang Abadikan Foto Detik-Detik Proklamasi

Dikejar-kejar Tentara Jepang, Ini Kisah Heroik Fotografer yang Abadikan Foto Detik-Detik Proklamasi

Frans dan Alex Mendur, Fotografer Detik-Detik Proklamasi 17 Agustus 1945--

RAKYAT BENTENG.COM - Di balik moment penting bersejarah bagi bangsa Indonesia, yakni pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno didampingi Mohamad Hatta pada 17 Agustus 1945 yang menandakan bangsa Indonesia telah meraih kemerdekaan dan kebebasan seutuhnya, tidak lagi di bawah kekuasaan bangsa lain, yang disusul dengan pengibaran bendera Merah Putih, ada dua sosok yang berjasa dalam mendokumentasikan peristiwa keramat tersebut. Tanpa karyanya Proklamasi Indonesia tak akan terabadikan dalam bentuk foto. 

Alexius Impurung Mendur dan Frans Soemarto Mendur, kakak beradik asal Kawangkoan, Sulawesi Utara yang berprofesi jurnalis fotografi kantor berita Jepang adalah sosok yang memotret moment bersejarah hari itu menggunakan kamera. 

Dikutip dari media kearsipan nasional arsip nasional republik indonesia (anri) dari laman anri.go.id, pagi itu tanggal 17 Agustus 1945 yang bertepatan dengan bulan Ramadhan, Frans mendapat kabar dari seorang sumber bahwa akan ada kejadian penting di rumah kediaman Soekarno. 

Sebagai seorang jurnalis, pemburu informasi Frans pun langsung bergerak menuju rumah bernomor 56 di Jalan Pegangsaan Timur sambil membawa kameranya. 

Bersamaan itu, Alex yang menjabat Kepala Bagian Fotografi Kantor Berita Jepang Domei juga mendengar kabar serupa. Alex pun juga bergegas menuju ke kediaman Soekarno namun berbeda rute dengan Frans. 

Meski Jepang telah menyatakan menyerah kepada Sekutu beberapa hari sebelumnya namun informasi itu belum menyebarluas. Tentara Jepang pun masih intens melakukan patroli bersenjata lengkap. 

Dengan mengendap-endap, Mendur bersaudara berhasil merapat ke rumah di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56, Cikini, Jakarta tatkala jam masih menunjukkan pukul 5 pagi. Menjelang pukul 8, Soekarno masih tidur di kediamannya lantaran gejala malaria. 

BACA JUGA:76 Paskibraka Nasional Dikukuhkan, Ini Wakil dari Provinsi Bengkulu

BACA JUGA:Gaji PNS Naik 8 Persen, Cek Rinciannya di Sini

Soekarno juga masih lelah sepulang bergadang merumuskan naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda, Jalan Imam Bonjol Nomor 1. Dibangunkan dokternya untuk minum obat, Soekarno lantas tidur lagi dan baru bangun pukul 9. Sekitar pukul 10, berlangsunglah peristiwa bersejarah itu. Soekarno membacakan teks Proklamasi dengan suara lantang  didampingi Mohammad Hatta. Upacara proklamasi kemerdekaan berlangsung sederhana, tanpa protokol. Hanya Mendur bersaudara yang hadir sebagai fotografer.

Saat itu Frans hanya memiliki sisa tiga lembar plat film. Jadi dari peristiwa bersejarah itu, ia hanya bisa mengabadikan tiga adegan. 

Yang pertama, moment Soekarno membacakan teks proklamasi. Yang kedua, moment pengibaran bendera Merah Putih yang dilakukan oleh Latief Hendraningrat, salah seorang anggota PETA. 

Dan yang ketiga, suasana ramainya para pemuda yang turut menyaksikan pengibaran bendera. Setelah menyelesaikan tugas jurnalisnya, Frans langsung bergegas meninggalkan rumah kediaman Soekarno karena sadar tentara Jepang tengah memburunya. 

Nahas dengan sang kakak, Alex Mendur. Ia tertangkap oleh tentara Jepang yang kemudian menyita foto-foto yang baru saja dibuat dan memusnahkannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: