Pelayanan Bersalin di RSUD Dinilai Kurang Optimal, Anak Mantan Kades Rindu Hati Meninggal Dunia

Pelayanan Bersalin di RSUD Dinilai Kurang Optimal, Anak Mantan Kades Rindu Hati Meninggal Dunia

Mantan Kades Rindu Hati, Sutan Mukhlis, SH memberikan keterangan ke awak media terkait dengan anaknya yang meninggal dunia pasca bersalin di RSUD Bengkulu Tengah.--

RAKYATBENTENG.COM – Sutan Mukhlis, SH (53) mantan Kepala Desa Rindu Hati Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) mengeluhkan pelayanan bersalin di RSUD Benteng.

Pasalnya, layanan yang dinilai kurang optimal ini berakibat pada meninggalnya anak kelima yang baru saja dilahirnya oleh istrinya Siska Aprita pada Sabtu (7/1/2023) pagi.

Diceritakan Sutan, dirinya mengantarkan istrinya yang mengalami sesak napas ke RSUD Benteng pada Kamis (5/1) malam.

Usai dilakukan pemeriksaan, istrinya disarankan untuk menginap di ruang inap penyakit dalam. Selang beberapa hari tepatnya pada Sabtu (7/1) dinihari, istrinya merasakan sakit pada bagian perut. Sontak, ia langsung memanggil perawat yang sedang bertugas. Bersama dengan bidan, perawat memberikan penanganan medis terhadap sakit perut yang dialami oleh istrinya. Sempat reda, kemudian pada pukul 04.30 WIB, sakit pada perut kembali timbul.

BACA JUGA:Pengedar Sabu-sabu Terancam 20 Tahun Penjara

BACA JUGA:BSU untuk 16 Juta Penerima Segera Cair, Catat Syarat Barunya

Namun, bukannya langsung dilakukan penanganan, tim kesehatan memilih berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan dan anak terlebih dahulu. Usai mendapatkan arahan, persalinan baru dapat dilakukan.

Tepat pada 06.05 WIB, istrinya berhasil melahirkan. Namun tidak di ruang bersalin, tetapi tetap di ruang inap penyakit dalam yang notabene terdapat beberapa pasien lainnya. Selang beberapa menit lahir, bayi kemudian dikabarkan meninggal dunia.

‘’Yang saya pertanyaan, mengenai layanan bersalin di RSUD Benteng ini. Persalinan di ruang inap penyakit dalam. Saat itu kondisinya sangat ramai dan banyak orang yang menonton. Parahnya lagi, dokter yang bertindak saat itu hanya berdiri diujung kaki istri saya tanpa ada tindakan. Saya juga melihat, salah satu bidan menekan perut istri saya. Sampai saat ini perutnya masih terasa sakit,’’ kata Sutan.

BACA JUGA:Kabupaten Ini Beri Sinyal Kuat Larang Lato-lato Masuk Sekolah

BACA JUGA:Ngopi di Pagi Hari Memang Nikmat tapi Jangan Keseringan, Simak Efek Sampingnya

Terpisah, Direktur RSUD Benteng, dr. Hery Kurniawan mengatakan, tidak dibawanya pasien ke ruang bersalin, lantaran kondisi saat itu tidak memungkinkan.

Sehingga harus dilakukan tindakan bersalin.

‘’Kita minta jika ada kritikan atau keluhan silakan datang ke kita. Kita siap memfasilitasi dan menjelaskan soal penanganan itu. Jika ada perkataan yang kurang tepat atau perilaku kurang tepat saya minta maaf selaku pimpinan. Namun kita sudah menjalankan sesuai standar operasional prosedur yang ada,’’ pungkas Hery.(oki)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: