Soal Jembatan Ambruk: Warga Desak Pemkab Bergerak Cepat
RAKYATBENTENG.COM - Masyarakat Desa Paku Haji Kecamatan Pondok Kubang mempertanyakan kinerja Pemkab Bengkulu Tengah dalam penanganan jembatan yang ambruk pada bulan lalu.
Apalagi beberapa dinas seperti
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Benteng, sertabpihak kepolisian telah memeriksa dan meneliti terkait jembatan yang ambruk.
Sekretaris Desa Paku Haji, Dailani mengatakan, pihaknya sampai saat ini masij menunggu penyelesaian jembatan yang ambruk. Soalnya beberapa instansi sudah turun langsung ke lokasi jembatan ambruk.
Namun sampai saat ini belum ada kabarnya, apakah jembatan itu akan dibangun kembali atau tidak.
BACA JUGA:OTD Bakar Jerigen Isi BBM, Rumah Warga Sidodadi Nyaris Ludes Terbakar
BACA JUGA:Pondok Diduga Terbakar, Kakek 72 Tahun Ditemukan Meninggal Dunia
"Besar berharap kita jembatan yang dibangun tahun 1995 itu bisa dibangun kembali sebagaimana Sediakalanya," ungkap Dailani, Selasa 25 Oktober 2022.
Dailani menambahkan, saat ini material jembatan ambruk itu masih di dalam sungai dan menyebabkan banyak sampah tersangkut di rangka jembatan.
Kondisi tersebut menyebabkan sehingga aliran sungai menjadi terganggu dan bisa mengancam aktifitas masyarakat di sungai.
"Kita kawatir anak-anak yang sering mandi disekitar jembatan itu, takutnya jembatan itu membahayakan anak-anak karena sampah sudah mulai banyak yang tersangkut disana. Dimana saat ini lagi musih penghujung, kayu-kayu besar bisa tersangkut akibatnya tekanan air dan sampah bisa membawa rangka jembatan hanyut dan saat bersamaan bisa terkena masyarakat dan anak-anak yang sedang mandi," ungkapnya.
BACA JUGA:Polemik Kepala Puskesmas Aturan Mumpo, Kadis Dinkes No Comment
BACA JUGA:Maling Bobol Rumah, Bawa Lari Uang Rp.15 Juta dan Emas 20 Gram
Sementara itu, tokoh pemuda desa Paku Haji, Heldi Saputra mengaku selalu masyarakat Paku Haji masih menunggu tindakan dari pemerintah kabupaten untuk mengangkat bangkai rangka jembatan itu.
"Kita berharap bisa kembali dibangung, sebab jembatan itu adalah akses masyarakat untuk menuju ibukota kecamatan dan kabupaten. Memang jembatan baru ada, tapi masyarakat yang membawa beban berat sedikit takut menggunakan jembatan baru itu," tutur Heldi.
Heldi juga meminta kepada Pj Bupati Bengkulu Tengah agar bisa menangani jembatan ambruk itu secepatnya, sebab sampah sudah mulai menumpuk akibat terbendung rangka jembatan.
"Kalau terlalu lama tidak dievakuasi rangka jembatan itu, bisa aja banyak material jembatan hilang akibat hanyut terbawa air, ditambah lagi saat i i curah hujan cukup tinggi dan aliran sungai gai cukup deras," katanya.
BACA JUGA:BKN Regional VII Surati Pj Bupati, Pertanyakan Mutasi Diduga Bermasalah
Sementara itu, di lokasi jembatan ambruk, sekitar empat orang warga Desa Paku Haji mulai membongkar papan lantai jembatan.
Dari keterangan salah satu pekerjaan yang menolak menyebutkan namanya, mereka hanya mendapat upahan untuk mengerjakan mencopot lantai jembatan.
"Kita cuma upahan mas, kalau yang nyuruh pihak perusahaan mobil yang ikut tercebur saat jembatan ambruk. Soal mau diapakan kita tidak tahu, kita hanya bekerja," jelasnya.
Terkait itu, Sekdes Paku Haji, Dailani sebelumnya menjelaskan, pihak desa belum menerima pemberitahuan terkiat pembongkaran itu, apakah dari pihak instansi pemerintah atau dari pihak lain.
Hanya saja Dailani membenarkan ada masyarakarnya melakukan pembongkaran.
"Belum ada pemerintah memberitahukan soal pembongkaran jembatan, memang dari pagi tadi (Selasa) ada sekitar empat orang warga kita bekerja membongkar lantai jembatan," tutupnya. (cw1)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: