Irjen Kemendagri Minta Kenaikan Harga Bawang Merah, Bawang Putih dan Daging Ayam Ras Jadi Atensi Serius Pemda

Irjen Kemendagri Minta Kenaikan Harga Bawang Merah, Bawang Putih dan Daging Ayam Ras Jadi Atensi Serius Pemda

Ilustrasi bawang merah--

Irjen Kemendagri Minta Kenaikan Harga Bawang Merah, Bawang Putih dan Daging Ayam Ras Jadi Atensi Serius Pemda

RAKYAT BENTENG.COM - Kenaikan harga sejumlah komoditas pangan seperti bawang merah, bawang putih dan daging ayam ras di minggu kedua bulan Januari 2024 mendapat sorotan dari pihak Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). 

Inspektur Jenderal (Irjen) Kemendagri Tomsi Tohir meminta Pemerintah Daerah (Pemda) segera melakukan langkah pengendalian agar kenaikan harga tersebut dapat diatasi.

Berdasarkan data hasil Monitoring Dan Evaluasi (Monev) Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemendagri, kenaikan harga Bawang Merah terjadi di 360 kabupaten/kota, sedangkan kenaikan harga Bawang Putih terjadi di 326 kabupaten/kota. Untuk kenaikan harga daging Ayam Ras terjadi di 212 kabupaten/kota.

"Kita bisa melihat perbandingannya minggu lalu dan minggu Ini. Ternyata minggu ini kenaikan harga bawang putih menjadi 326 kota dan kabupaten, berarti semakin besar, kemudian daging ayam ras menjadi 212 kabupaten dan kota," kata Tomsi Pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta melansir dari kemendagri.go.id.

BACA JUGA:Dapat Insentif, Transportasi dan Akomodasi, Dibuka Rekrutmen 500 Dai untuk Wilayah 3T, Berikut Kriterianya

BACA JUGA:Promo Mingguan JCO Januari 2024: 1/2 Lusin Donat + 1 Boks JPops Hanya Rp101.000, Cukup Order Sambil Rebahan

BACA JUGA:Bengkulu Dilanda Hujan Lebat, BMKG: Waspada Banjir dan Longsor, Pantau Perkembangan Cuaca Ekstrem di Sini

Khusus bawang putih, Tomsi meminta stakeholder terkait untuk mencermati faktor apa saja menyebabkan kenaikan harga. Terutama yang menyangkut proses importasi dan pendistribusian. 

"Bawang putih kita juga kenaikan dari kurang lebih 6 bulan terakhir itu Rp10 Ribu perlu juga dikaji berkaitan dengan impornya. Apakah harga impornya memang naik, atau distribusinya yang kurang baik, atau ada yang mempermainkan harganya," ujarnya.

Oleh karena itu, Tomsi meminta stakeholder terkait seperti Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kementerian Pertanian (Kementan), dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) agar dapat melakukan pendataan dan perumusan kebijakan sebagai langkah antisipasi dalam upaya pengendalian harga komoditas tersebut.

"Kalaupun memang terjadi kekurangan dan prediksi kita salah, kita sudah mengantisipasi beberapa waktu sebelumnya, pada 2 bulan sebelumnya. Kalau stok mulai menipis, sehingga harga belum sempat naik, sudah ada keputusan yang kita ambil untuk mengantisipasi itu ke depan. Bukan kita diam dan begitu naik baru menjadi pemadam kebakaran," imbuhnya.(tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: