Sejarah Lampu Lalu Lintas, dan Alasan Penggunaan Warna Merah Hijau dan Kuning

Sejarah Lampu Lalu Lintas, dan Alasan Penggunaan Warna Merah Hijau dan Kuning

--

Sejarah Lampu Lalu Lintas, dan Alasan Penggunaan Warna Merah Hijau dan Kuning 

RAKYAT BENTENG.COM - Tahukah kamu bahwa lampu lalu lintas yang menghiasi setiap persimpangan memiliki sejarah panjang. Dilansir dari berbagai sumber, lampu lalu lintas modern ditemukan di Amerika Serikat pada awal 1912 oleh Lester Farnsworth Wire, seorang polisi. Sinyal lalu lintas buatan Wire lebih menyerupai rumah burung.

Benda tersebut ditempatkan di tengah-tengah persimpangan dan dioperasikan dengan bantuan kabel listrik. Secara manual, petugas polisi ditempatkan di lokasi tersebut untuk mengatur lampunya.

Pada 5 Agustus 1914, American Traffic Signal Company memasang sistim lampu sinyal di dua sudut jalan di Ohio. Lampu ini terdiri dari dua warna, yakni merah dan hijau, dengan dilengkapi bel listrik.

Lampu ini didesain oleh James Hoge. Keberadaan bel di sini untuk memberi peringatan jika adanya perubahan nyala lampu.

Lampu lalu lintas terus berkembang. William Ghiglieri dari San Fransisco mematenkan sinyal lalu lintas otomatis pertama yang menggunakan cahaya merah dan hijau pada 1917. Rancangan Ghiglieri memiliki opsi untuk dioperasikan secara manual atau otomatis.

BACA JUGA:Cat Lovers Harus Tahu, Ada 4 Penyakit yang Paling Rentan Menyerang Kucing Saat Sedang Hamil

BACA JUGA:Ke Luar Negeri Sekarang Bisa Naik Bus Loh! DAMRI Resmi Buka Layanan Lintas Batas Negara, Segini Tarifnya

BACA JUGA:7 Sikap Positif yang Bisa Bermakna saat Menjalani Masa Single, Jomblo Wajib Tahu Nih!

William Potts, polisi Detroit, menyempurnakan beberapa sistem lampu lalu lintas otomatis. Kelengkapan lampu lalu lintas modern rancangannya mulai mendekati apa yang kita lihat saat ini. Potts pada 1920 juga menambahkan lampu kuning sebagai tanda hati-hati.

Falsafah Warna Lampu Lalu Lintas

Pemilihan warna dari lampu lalu lintas bukan asal melainkan dilandasi filosofi tertentu. Dipilihnya warna merah sebagai tanda untuk berhenti berasal dari pertumpahan darah di masa peperangan.

Terdapat kelompok yang menentang peperangan lalu membuat aturan yang melarang perang dan saling melukai dengan membuat simbol stop atau larangan dengan menggunakan warna merah.

Adapun pemilihan warna kuning karena saat masa peperangan dulu, mengamati keberadaan musuh bisa diketahui berdasarkan api yang dominasi berwarna kuning, digunakan untuk beraktivitas. Ketika terlihat api atau warna kuning, maka pasukan akan berhati-hati untuk menghadapi musuh tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: