Seberangi Sungai Demi Tiba di Sekolah, Belasan Guru Terpaksa Rogoh Kocek Rp2 Juta/Bulan

Seberangi Sungai Demi Tiba di Sekolah, Belasan Guru Terpaksa Rogoh Kocek Rp2 Juta/Bulan

--

RAKYATBENTENG.DISWAY.ID - Sulitnya akses transportasi untuk menuju ke lokasi sekolah membuat belasan guru dari SDN 39 Kabupaten Bengkulu Tengah dan SMPN 22 Bengkulu Tengah harus merogoh kocek Rp2 juta/bulan. 

 

Uang ini digunakan untuk menyewa mobil pribadi sebagai angkutan menuju ke sekolah dengan cara menyeberangi sungai yang melintas di Desa Tanjung Raman Kecamatan Taba Penanjung.

 

Kepala Sekolah SMPN 22 Bengkulu Tengah, Kastawi, M.Pd mengatakan, sudah 3 bulan terakhir para guru merasakan keluh kesah lantaran harus tetap berupaya memberikan pengajaran meskipun mengeluarkan dana tambahan. 

 

BACA JUGA:Tidak Perlu Repot Ikut Tes, 36.135 Guru Honorer Diangkat Jadi PPPK 2023, Termasuk Guru di Bengkulu Tengah

 

BACA JUGA:Penasaran Berapa Jumlah Pesaing Formasi Kamu pada Seleksi PPPK & CPNS 2023? Cek Cara Mudahnya di Sini!

 

Dana tambahan ini untuk membayar jasa antar jemput dengan biaya Rp2 juta/bulan. 

Karena mereka harus menyeberangi sungai.

 

‘’Biasanya para guru ini menumpang mobil angkutan batu bara limbah sungai. Dikarenakan tidak beroperasi lagi, maka harus menggunakan jasa antar jemput dari desa. Satu bulan biaya Rp2 juta untuk seberangi sungai dan tiba di sekolah,’’ ujar Kastawi.

 

Kastawi menuturkan, hal ini cukup disayangkan lantaran tak sepadan dengan penghasilan dari guru, terutama para guru honorer.

 

‘’Gaji guru honorer maupun PNS kita sudah tahu takarannya. Belum lagi ingin mengeluarkan biaya untuk jasa transportasi. Saat ini dana tunjangan khusus pengajar pedalaman tidak ada. Total guru yang mengajar di sekolah pendalaman ini sekitar 17 orang,’’ ujar Kastawi.

 

BACA JUGA:Prediksi Terbaru BMKG: Kemarau Berakhir Akhir Oktober 2023, Musim Hujan Mulai November, Simak Penjelasannya

 

BACA JUGA:18 HP Android Ini Tak Bisa Lagi Gunakan WhatsApp Mulai Tanggal 24 Oktober 2023, Ada Samsung Galaxy

 

Kastawi berharap agar pemerintah daerah bisa mencarikan solusi atas permasalahan terjadi. 

 

Salah satunya melakukan pembangunan jalan menuju Desa Tanjung Raman.

 

‘’Kasihan anak-anak yang sangat giat untuk belajar di daerah sana. Kami harap agar akses jalan ini segera diperbaiki atau paling tidak transportasi batu bara ini dapat berjalan kembali setidaknya ada cara buat kami sampai ke sekolah tanpa mengeluarkan biaya yang cukup besar,’’ demikian Kastawi.(cw1)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: