Mitos atau Fakta, Mandi Malam Hari Menyebabkan Rematik? Cek Penjelasannya di Sini
--
2. Sindrom Sjögren
Sindrom Sjögren terjadi ketika sistem kekebalan tubuh keliru menyerang kelenjar penghasil cairan, seperti air liur atau air mata. Sama seperti pada rheumatoid arthritis, kondisi ini diduga terkait dengan kelainan genetik yang disertai infeksi bakteri atau virus.
3. Ankylosing Spondylitis
Ankylosing spondylitis adalah peradangan pada bantalan di tulang belakang, yang ditandai dengan kaku dan nyeri di tulang belakang. Penyebab kondisi ini belum diketahui secara pasti, tetapi diduga berhubungan dengan kelainan pada gen HLA-B27.
4. Lupus
Lupus terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel dan jaringan sehat. Kondisi ini menyebabkan peradangan di berbagai organ tubuh, seperti sendi, kulit, ginjal, sel darah, otak, jantung, atau paru. Penyebab terjadinya lupus masih belum diketahui. Namun, paparan sinar matahari, infeksi, atau obat-obatan tertentu, diduga dapat memicu kemunculan gejala lupus.
5. Artritis Psoriasis
Artritis psoriasis adalah radang sendi yang terjadi pada penderita psoriasis. Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh tidak hanya menyerang kulit, tetapi juga sendi.
Artritis psoriasis diduga terkait dengan kelainan genetik dan faktor keturunan. Selain itu, kondisi ini juga dapat dipicu oleh trauma fisik, serta infeksi virus atau bakteri.
Faktor Risiko Rematik
Di samping kondisi-kondisi di atas, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit rematik, yakni :
1. Usia
Risiko terkena penyakit rematik, terutama rheumatoid arthritis, makin meningkat seiring bertambahnya usia.
2. Jenis Kelamin
Perempuan lebih berisiko terserang rheumatoid arthritis, lupus, atau sindrom Sjögren. Sementara ankylosing spondylitis diketahui lebih sering terjadi pada pria.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: