Program Replanting Terhenti, Ini Alasan Distan Bengkulu Tengah

Program Replanting Terhenti, Ini Alasan Distan Bengkulu Tengah

Kepala Distan Bengkulu Tengah, Endang Sumantri SH, MH --

RAKYATBENTENG.COM – Pengerjaan program replanting atau peremajaan kelapa sawit dari Kementerian Pertanian (Kementan) di Kabupaten Bengkulu Tengah berupa replanting kelapa sawit dikabarkan terhenti. 

 

Terhentinya kegiatan itu lantaran alat berat yang digunakan mengalami kerusakan. 

 

Menyikapi ini, Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bengkulu Tengah memastikan tahun 2023 ini akan dikejar target hingga 173 hektare (Ha).

 

Kepala Distan Bengkulu Tengah, Endang Sumantri SH, MH menyampaikan program replanting atau peremajaan kelapa sawit sudah berjalan. 

 

BACA JUGA:Pemuda Ini Nekat Terobos Banjir Setinggi Paha Demi Melamar Kekasihnya, So Sweet!

 

BACA JUGA:Permasalahan Rekrutmen PPS: Simak Curhat Peserta, Hingga Ada Yang Merasa Kena Prank

 

Namun terjadi kendala alat berat yang digunakan mengalami kerusakan.

 

‘’Iya memang kondisi pengerjaannya terhenti karena alat berat rusak. Kita masih menunggu alat berat pengganti dari Kabupaten Seluma,’’ kata Endang.

 

Endang menjelaskan, pengerjaan replanting saat ini baru mencapai 40 hektare lahan yang tumbang chipping. 

 

Disamping alat berat yang rusak, pengerjaan terkendala karena curah hujan yang tinggi sehingga lokasi lahan yang curam dan licin membuat alat berat kesulitan.

 

BACA JUGA:Prihatin, Banjir Setinggi Atap Rumah Warga, Jembatan di Desa Ini Nyaris Ambruk

 

BACA JUGA:Giliran Jalan Penghubung Kota Bengkulu-Bengkulu Tengah Terendam

 

‘’Jadi, dalam pengerjaan cuaca cukup menentukan, karena ketika hujan lebat, kita harus menunggu cuaca panas selama tiga hari. Karena medan lahan yang dikerjakan cukup terjal dan curam, sehingga bisa mengancam alat berat maupun operatornya,’’ ujar Endang.

 

Endang menjelaskan, program replanting ini, Distan Benteng tidak bisa melakukan intervensi. Lantaran keputusan pemenang tender bukanlah dari pihaknya melainkan dari kelompok tani.

 

‘’Jadi pelaksanaan kegiatan, kelompok tani yang menentukan. Baik itu pengerjaan tumbang chipping, supplier racun, pupuk hingga bibitnya. Kita hanya bertugas sebagai pengawas kegiatan saja. Seperti yang terjadi saat ini, dimana pekerjaan terhenti. Selaku pengawasan kita akan panggil dan meminta klarifikasi serta memberikan solusi,’’ demikian Endang.(**)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: