Waktu Liburan Terasa Singkat? Yuk Cari Tau Penyebab dan Istilah yang Biasa Digunakan

Waktu Liburan Terasa Singkat? Yuk Cari Tau Penyebab dan Istilah yang Biasa Digunakan

ilustrasi--

Waktu Liburan Terasa Singkat? Yuk Cari Tau Penyebab dan Istilah yang Biasa Digunakan

RAKYATBENTENG.DISWAY.ID - Libur Hari Raya Idul Fitri 2024 atau libur lebaran baru saja berakhir dan semua orang sudah kembali menjalani kehidupan sehari-hari, baik bekerja maupun sekolah. 

Libur lebaran biasanya berupa kumpul keluarga atau kunjungan ke tempat wisata setempat. Salah satu hal yang sering kita rasakan di penghujung liburan panjang adalah waktu terasa berjalan lebih cepat dibandingkan saat kita sedang bekerja. 

Rupanya fenomena ini disebut holiday paradoks. Jadi apa holiday paradoks itu? Mengapa waktu saat liburan terasa begitu singkat?

Melansir dari Vietnam.vn, istilah paradoks liburan atau holiday paradox mengacu pada perasaan inkonsistensi antara dua periode di era yang sama dan dua perspektif berbeda. 

BACA JUGA:Demam Berdarah Bisa Menyerang Siapa Saja, Ada Baiknya Kenali Gejala DBD, Khususnya Pada Bayi

BACA JUGA:Waspada Banjir dan Tanah Longsor! BMKG Prakirakan Wilayah-Wilayah Ini Dilanda Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

Sebelum dan selama liburan, kebanyakan orang memiliki pandangan yang penuh harap. Sedangkan setelah liburan selesai, mereka melihat ke belakang atau memikirkan waktu yang mereka habiskan untuk berlibur. 

Prospek yang diharapkan cenderung berlalu dengan cepat, terutama kenangan indah yang berbeda dengan kehidupan sehari-hari, seperti kehidupan profesional.

Joshua Klapow, seorang profesor kesehatan masyarakat di Universitas Alabama, mengatakan orang-orang biasanya menjejali berbagai aktivitas untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan selama liburan. 

Menurutnya, mereka mencoba membungkus kejadian yang berlangsung berminggu-minggu menjadi beberapa hari saat libur. Hal ini akan membuat orang merasakan betapa waktu berlalu selama liburan. 

BACA JUGA:Mau Kuliah Diluar Negeri? Berikut Informasi Beasiswa yang Bisa Anda Ikuti

BACA JUGA:Edaran Menteri Agama: Penyuluh Agama dan Penghulu Diminta Berperan Aktif Turunkan Stunting

“Kita sering berharap terlalu banyak, kita ingin bahagia, kita ingin segalanya berjalan baik, dan itu berbeda dengan kehidupan kita sehari-hari,” kata Klapow. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: