Kasus Stunting Alami Penurunan, Simak Penjelasan Kepala Puskesmas

Kasus Stunting Alami Penurunan, Simak Penjelasan Kepala Puskesmas

--

RAKYATBENTENG.COM - Kasus anak terdampak stunting di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah mulai mengalami penurunan. 

 

Hal ini tidak lepas dari upaya tenaga kesehatan dalam melakukan penanggulangan dengan dibantu pemerintah desa setempat. 

 

Salah satunya dengan pemberian makanan tambahan bergizi.

 

BACA JUGA:Kementerian Desa PDTT Buka Lowong 99 Formasi PPPK, Cek Persyaratan, Tata Cara Daftar dan Alokasi Formasi

 

BACA JUGA:Seleksi PPPK 2023 Bengkulu Tengah Buka Formasi Lulusan SMA Sederajat, Berikut Surat yang Wajib Dilampirkan

 

Kepala Puskesmas Sri Kuncoro, Rusnawati, S.KM menyampaikan guna melakukan penurunan pihaknya memberikan penanganan yang baik seperti pemberian makanan yang bergizi.

 

‘’Kita berikan susu dan roti. Tidak hanya itu, juga menerima konsultasi dari orang tua yang terdampak stunting. Kemudian, untuk ibu hamil juga dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh dokter di puskemas,’’ ungkap Rusnawati.

 

Rusnawati menambahkan, angka kasus stunting di wilayah puskesmasnya kian turun. 

Pada Februari terdapat 65 orang dan bulan Agustus ini turun menjadi 43 orang.  

 

BACA JUGA:TERBARU! Ini Dia Rincian Formasi PPPK dan CPNS Kemenag 2023, Terbanyak untuk Guru

 

BACA JUGA:Badan Riset dan Inovasi Nasional Buka 500 Formasi CPNS 2023, Gaji Tertinggi Rp11 Juta

 

‘’Tentu kita sudah bekerjasama dengan Poltekes Kemenkes Bengkulu apabila ada yang terdampak stunting. Nantinya, akan dilakukan pelatihan untuk kader sehingga lebih mampu dalam melakukan pengukuran dengan alat antropometri dan PMT lokal, pemberian susu SGM GAIN dan suplemen,’’ jelas Rusnawati.

 

Sementara itu, Kepala Puskemas Ujung Karang, Julianti, S.Tr., Keb menyampaikan penurunan angka stunting juga terjadi di Puskemas Ujung Karang saat ini dari angka 8 orang menjadi 5 orang terdampak stunting.

 

‘’Pada bulan Februari, 8 orang terdampak stunting di usia bayi dan balita. Namun, kami selalu melakukan penanganan terhadap anak sehingga ada penurunan dan sekarang menjadi 5 orang. Kami melakukan pemantauan atau monitoring secara berkala kepada balita stunting, pemberian PMT, kerjasama lintas program dan lintas sektor, edukasi keluarga dan masyarakat dan konsultasi ahli,’’ pungkas Julianti.(imo)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: