Siti Sarah: Wanita Tercantik Istri Nabi Ibrahim AS yang Dilindungi Allah SWT dari Godaan Raja Mesir

Siti Sarah: Wanita Tercantik Istri Nabi Ibrahim AS yang Dilindungi Allah SWT dari Godaan Raja Mesir

Ilustrasi--

RAKYAT BENTENG.COM - Siti Sarah, istri Nabi Ibrahim Alaihis Salam (AS) sangat termasyhur dengan kecantikannya. Ia wanita paling cantik setelah Siti Hawa istri Nabi Adam. 

Kecantikan Siti Sarah direkam oleh Imam Sayuthi dalam kitabnya Al Dur al Mantsur fi al Tafsir bi al Ma’tsur (8/244), Ibnu ‘Asakir mengutip riwayat Ibnu Abbas mengatakan,

“Allah membagi kecantikan dan ketampanan menjadi sepuluh bagian. Tiga bagian diberikan kepada Siti Hawa‘, tiga bagian lagi untuk Siti Sarah, dan tiga bagian lagi untuk ketampanan Nabi Yusuf. Lalu satu sisanya dibagi-bagi untuk semua makhluk". 

Sungguh tak terbayangkan bagaimana cantiknya Siti Sarah, kalau kecantikan dan ketampanan dibagi dua, yang satu bagian ini dibagi hanya untuk Siti Sarah dan Nabi Yusuf AS, sedangkan satu bagiannya lagi dibagi kepada jutaan umat manusia di dunia. Masya Allah Tabarakallah.

Meski memiliki anugerah kecantikan yang tiada dua tidak membuat Siti Sarah sombong dan lupa atas fitrahnya sebagai makhluk ciptaan Allah yang wajib taat pada aturan-Nya.

Siti Sarah tidak hanya terkenal cantik fisik, tapi juga akhlak dan budi pekertinya sangat mulia. Ia, wanita tangguh yang menyokong perjuangan dakwah suaminya sebagai Nabi untuk menyampaikan misi kenabiannya. Jalan berliku penuh derita bisa dihadapi dalam tekadnya mendampingi suami tercinta, Nabi Ibrahim.

Salah satu buktinya, ketika dibawa Suaminya ke Mesir, Raja Mesir ketika itu yang bernama Amr bin Amru al Qais bin Mailun adalah seorang tipe raja yang suka berfoya-foya dan senang bermain wanita. Apabila ada wanita cantik yang dia inginkan harus terpenuhi dengan segala cara. Bahkan, bila bersuami akan dipaksa untuk bercerai.

Nabi Ibrahim yang mengetahui bahwa raja Mesir itu senang dengan wanita, sehingga ia begitu mengkhawatirkan istrinya. Nabi Ibrahim AS lalu berkata kepada Siti Sarah,

"Penguasa mesir pasti akan bertanya tentang kau kepadaku. Aku akan menjawab bahwa kamu adalah saudara perempuanku, jadi engkau jangan membantahku di sisinya. Karena di dunia ini tidak ada orang muslim selain aku dan engkau. Dan sesungguhnya engkau adalah saudara perempuanku di Kitabullah."

BACA JUGA:Wanita dari Negara-Negara Ini Terkenal Miliki Kecantikan Spek Bidadari, Ternyata Rahasianya

BACA JUGA:Alasan Pria Membenci Kritik dan Nasihat dari Wanita Diungkap dr. Aisah Dahlan

Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah bersabda, jika Nabi Ibrahim Alaihissalam tidak pernah berbohong kecuali tiga kali, pertama adalah perkataannya ketika menolak diajak untuk beribadah kepada berhala Tuhan mereka, dan Ibrahim menjawab Sesungguhnya aku sakit, kedua perkataannya yang mengatakan sebenarnya patung inilah yang menghancurkan berhala-berhala itu, dan ketiga adalah perkataannya tentang Siti Sarah, sesungguhnya dia saudariku (Hadits Riwayat Bukhari).

Ketika itu, seorang bawahan penguasa melihat Siti Sarah. Kemudian ia menghadap rajanya dan mengatakan bahwa ia menemukan seorang perempuan cantik jelita yang datang ke Mesir. Sang raja pun memerintah untuk membawakan wanita itu ke hadapannya.

Dibawalah Siti Sarah ke istana Mesir. Sembari memasuki istana, Siti Sarah berdoa dan berzikir kepada Allah SWT agar melindunginya dari kezaliman raja tersebut. Dan raja Mesir masih saja terpesona dengan paras cantik Siti Sarah.

Kemudian Raja Mesir mendekat kepada Siti Sarah dan dan mencoba untuk menyentuhnya. Siti Sarah pun berdoa kepada Allah,

"Ya Allah, jika Engkau mengetahui aku beriman kepada-Mu dan Rasul-Mu, serta Engkau tahu aku menjaga kemaluanku kecuali untuk suamiku, maka jangan kuasakan orang kafir kepadaku."

Sebelum sampai menyentuh Siti Sarah, tangan raja Mesir berhenti kaku seperti terikat tali. Ia pun lalu meminta Siti Sarah agar berdoa kepada Allah untuk melepaskan ikatannya, dan ia berjanji tak akan melakukan hal seperti itu lagi ke depannya.

Berkali-kali Siti Sarah berdoa, dan penguasa Mesir meminta untuk pertolongan. Akhirnya Allah melepaskannya, karena raja itu penuh harap dan meminta belas kasih yang amat serius.

Sang penguasa kagum akan Siti Sarah yang membuatnya takut lantaran mampu mengikat tangannya itu sehingga tak dapat menjulurkan tangan. Kemudian ia menyuruh Siti Sarah pergi dari istana dan wilayah kekuasaannya. Wallahu a’lam bissawab.(tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: