Nasi Kucing, Nasi Bungkus Porsi Sedikit yang Murah Meriah dari Rakyat untuk Rakyat, Begini Asal Usulnya
Ilustrasi--
Seiring berjalannya waktu, nasi kucing tidak lagi jadi kuliner khas masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Di berbagai daerah, telah berjamur Warung angkringan yang menu khasnya nasi kucing menjadi salah satu tempat nongkrong terjangkau terutama bagi anak milenial.
BACA JUGA:Ternyata Ini Alasan Kenapa Kucing Suka Berjemur
BACA JUGA:Kesulitan Mengajari Kucing Mengenali Namanya? Coba Tips Berikut Ini
Konsep angkringan memiliki beberapa nama yang berbeda di setiap daerah. Di Jogja biasa disebut angkringan, kucingan di Kota Semarang, dan di daerah Solo dikenal dengan nama warung hik.
Perkembangan teknologi dan transportasi juga memainkan peran dalam popularitas nasi kucing. Kini, nasi kucing tidak hanya tersedia dalam variasi lauk tradisional, tetapi juga ada banyak inovasi dengan tambahan lauk modern dan internasional, seperti ayam goreng, sosis, dan lainnya.
Tidak hanya itu, tren kesehatan dan kesadaran akan pola makan yang lebih seimbang juga telah memengaruhi nasi kucing. Banyak penjual nasi kucing mulai menawarkan pilihan bahan yang lebih sehat, seperti nasi merah atau lauk yang lebih rendah lemak. Hal ini menunjukkan adaptasi hidangan ini terhadap perubahan gaya hidup dan preferensi makanan.(tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: