Semasa Hidup Jadi Rebutan Para Bangsawan, Kini Makamnya Luput dari Perhatian Pemerintah

Semasa Hidup Jadi Rebutan Para Bangsawan, Kini Makamnya Luput dari Perhatian Pemerintah

Balai Buntar di Desa Pondok Kelapa, Kecamatan Pondok Kelapa--

RAKYAT BENTENG.COM - Kondisi kekinian Balai Buntar, dimana di dalamnya terdapat makam Putri Gading Cempaka dan Maharaja Sakti memprihatinkan. Padahal makam ini merupakan cagar budaya yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah agar terpelihara. 

Nyatanya, dari keterangan penjaga makam, Mulyasari, pemeliharaan atau perawatan selama ini mengandalkan perhatian Pemdes setempat, yakni Desa Pondok Kelapa dan juga warga di sekitar balai buntar. 

"Ada bagian dinding yang rusak. Dari desa sering bantu. Terkadang ada juga peziarah yang membantu menggantikan kelambu dan membersihkan makam," kata Mulyasari.

Dihubungi terpisah, Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Benteng, M Yudhi,  SE membenarkan bahwa anggaran perawatan atau pemeliharaan makam putri gading cempaka tersebut tidak ada pada tahun lalu. Pun juga pada tahun ini. 

"Ya, itu termasuk cagar budaya, menjadi tanggung jawab Dinas Dikbud. Tapi anggaran untuk itu (pemeliharaan, red) tidak ada dari tahun lalu dan tahun ini," ungkap Yudhi. 

Siapakah Putri Gading Cempaka? 

Dilansir dari direktoripariwisata.id http://direktoripariwisata.id › unit Makam Putri Gading Cempaka - Direktori Pariwisata

seperti di daerah lain di Indonesia, Bengkulu juga memiliki cerita rakyat. Salah satu cerita rakyat yang populer di masyarakat adalah cerita mengenai Putri Gading Cempaka.

Dikisahkan, Putri Gading Cempaka adalah seorang putri bungsu dari Raja Ratu Agung dari sebuah kerajaan di Bengkulu Utara yang bernama Kerajaan Sungai serut. Putri bungsu Raja ini terkenal hingga pelosok negeri karena kecantikan parasnya.

Cerita bermula dari wasiat Raja Agung kepada anak-anaknya, bahwa ia merasa ajal akan menjemput. Untuk itu, ia akan mewariskan tahtanya kepada anak sulungnya, yaitu Anak Dalam. Sementara wasiat yang kedua adalah, jika suatu saat negeri Sungai Serut terjadi bencana, maka mereka disuruh berlindung ke Gunung Bungkuk.

Disana juga akan ada seorang pangeran yang berjodoh dengan Putri Gading Cempaka. Setelah Anak dalam naik tahta, maka nama kerajaan berubah menjadi Bangkahulu.

Suatu hari ada seorang raja dari kerajaan Aceh yang hendak meminang sang putri. Namun pada akhirnya ditolak. Karena Raja Aceh tersebut kecewa dan marah, akhirnya memutuskan untuk berperang.

Lalu Raja Anak Dalam dan saudaranya memutuskan untuk pergi ke Gunung Bungkuk. Akhirnya kerajaan Bangkahulu diambil alih oleh Maharaja Sakti.

Suatu hari Maharaja Sakti bermimpi melihat seorang bidadari cantik. Ia pun bertanya pada peramal mengenai bidadari itu. Sang peramal mengatakan jika bidadari itu adalah seorang putri bernama Putri Gading Cempaka dari kerajaan terdahulu yang tinggal di Gunung Bungkuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: