Jangan Keliru! Kenali Perbedaan Nyamuk Penyebab Chikungunya dan Demam Berdarah Dengue

Jangan Keliru! Kenali Perbedaan Nyamuk Penyebab Chikungunya dan Demam Berdarah Dengue

Ilustrasi--

RAKYATBENTENG.COM - Memasuki musim hujan, ancaman penyakit yang dibawa nyamuk seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Chikungunya kembali meningkat. Keduanya sama-sama ditularkan lewat gigitan Aedes aegypti, membuat gejala awalnya sulit dibedakan. Padahal, penanganan yang tepat bergantung pada diagnosis yang akurat.

Dr. Rina, spesialis penyakit dalam, mengingatkan bahwa meski di awal terlihat mirip, kedua penyakit ini memiliki ciri khas masing-masing yang penting dikenali.

Penyebab & Gejala Awal yang Sama

  • DBD dipicu oleh virus dengue
  • Chikungunya disebabkan oleh alphavirus

Keduanya memunculkan demam tinggi mendadak, sakit kepala, mual, dan nyeri otot. “Demamnya bisa mencapai 39–40°C, disertai lemas dan nyeri di seluruh tubuh,” jelas dr. Rina.

Perbedaan Penting yang Wajib Diingat

Nyeri Sendi dan Otot

  • Chikungunya: Nyeri sendi sangat parah, dikenal sebagai “flu tulang,” bisa membuat sulit berjalan dan bertahan hingga berbulan-bulan.
  • DBD: Nyeri otot dan sendi cenderung lebih ringan, mirip pegal, dan mereda bersama turunnya demam.

Pola Demam

  • Chikungunya: Demam tinggi 3–5 hari lalu mereda tanpa pola khusus.
  • DBD: Pola “demam pelana kuda” — demam 2–7 hari, turun 1–2 hari (fase kritis), lalu naik lagi. Fase kritis ini berisiko tinggi perdarahan dan syok.

Pendarahan & Ruam Kulit

  • Chikungunya: Pendarahan jarang, ruam merah mirip campak yang memudar saat ditekan.
  • DBD: Muncul perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, atau bintik merah (petekie) yang tidak hilang saat ditekan — tanda turunnya trombosit drastis.

Risiko Komplikasi

  • Chikungunya: Jarang mematikan, tapi bisa sangat mengganggu aktivitas akibat nyeri sendi berkepanjangan.
  • DBD: Lebih berisiko fatal jika tidak ditangani, dapat memicu perdarahan hebat, syok, hingga kematian.

Diagnosis & Penanganan yang Tepat

Jangan menebak sendiri. Jika mengalami demam tinggi mendadak, segera periksa ke fasilitas kesehatan. Dokter akan memeriksa darah untuk memastikan kadar trombosit, leukosit, serta tes serologi untuk mengidentifikasi virusnya.

  • Chikungunya: Fokus pada pereda gejala seperti parasetamol untuk demam dan obat antiinflamasi untuk nyeri sendi.
  • DBD: Memerlukan pengawasan ketat, terutama di fase kritis, untuk mencegah syok dan perdarahan.

Pencegahan adalah Kunci

Karena sama-sama dibawa nyamuk Aedes aegypti, pencegahan terbaik adalah memutus siklus hidup nyamuk dengan 3M Plus:

  • Menguras tempat penampungan air
  • Menutup rapat wadah air
  • Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk
  • Tambahkan perlindungan ekstra dengan losion anti-nyamuk dan kelambu saat tidur. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: