Dugaan Rehab Irigasi Senilai Miliaran di Bengkulu Tengah Asal Jadi Diungkap Warga, Nasirwandi Minta APH Usut!

Dugaan Rehab Irigasi Senilai Miliaran di Bengkulu Tengah Asal Jadi Diungkap Warga, Nasirwandi Minta APH Usut!

dok__rakyatbenteng.disway.id--

Dugaan Rehab Irigasi Senilai Miliaran di Bengkulu Tengah Asal Jadi Diungkap Warga, Nasirwandi Minta APH Usut!

RAKYATBENTENG.COM - Dugaan kejanggalan pada pekerjaan rehab jaringan irigasi persawahan di Desa Tanjung Terdana Kecamatan Pondok Kubang Bengkulu Tengah menguat. Berdasarkan keterangan Mardin, salah seorang warga yang merupakan pemilik sawah di lokasi irigasi dirinya mengikuti tahapan pekerjaan yang menelan anggaran mencapai Rp2,7 miliar tersebut sejak awal. 

Dimana kata Mardin, bangunan irigasi diduga tidak menggunakan acian. Adalah bahan yang digunakan untuk memberi lapisan pada plesteran agar lebih halus. Campuran bahan untuk acian adalah semen dan air. 

Belum diketahui jelas apakah memang dalam ketentuannya irigasi tidak menggunakan acian, atau seharusnya menggunakan namun tidak dikerjakan.

"Dari survei hingga titik nol saya berada di lahan persawahan ini, saya sangat tahu tentang pengerjaan irigasi tersebut. Awal pembangunan pada Juni 2023 akhir sampai awal November 2023. Pembangunannya ini tidak ada pakai acian, dari batu dikasih semen langsung diplaster," jelas Mardin.

Mardin melanjutkan bahwa dari penjelasan pihak kontraktor sebagaimana yang pernah ia dengar, irigasi tersebut dibangun sepanjang 600 meter untuk pembangunan, serta 400 meter untuk perehaban. 

BACA JUGA:Kapan Lebaran Idulfitri? Kemenag Bakal Gelar Sidang Isbat Penentuan 1 Syawal 1445 H pada Tanggal

BACA JUGA:Penerimaan Bintara Polri Tahun 2024: Pendaftaran Sampai Tanggal 25 April, Cek Syarat Lengkapnya di Sini

BACA JUGA:Warga Miskin Ini Tak Lagi Buka Puasa Hanya dengan Air Putih, Sekda Rachmat Melalui Kadis Rahmat Berikan

"Totalnya gini, 400 meter di arah tengah dan 200 meter di ujung itu pembangunan irigasi. Kemudian, 400 meter lainnya di tempat yang berbeda untuk perehaban. Semuanya tidak ada yang benar dalam pembangunan. Bayangkan, pembangunan sepanjang 1 Km tidak menggunakan acian," kata Mardin.

Terpisah, mantan Kades Tanjung Terdana, Haluan Muslimin menuturkan, semasa ia menjabat memang benar bahwa pihak kontraktor maupun PUPR Provinsi tidak melakukan koordinasi terlebih dahulu kepada pihak desa.

Sampai setelah dirinya lepas jabatan juga belum mendapatkan informasi lebih lanjut tentang pembangunan irigasi tersebut. 

"Iya benar, mereka tidak ada koordinasi dengan desa saat masa pemerintahan saya. Kalau yang saat kini saya kurang tahu juga apakah ada koordinasi dengan kades baru atau tidak juga," kata Haluan.

Di sisi lain, putra daerah Pondok Kubang yang juga aktivis Ormas dan LSM, Nasirwandi mengaku kecewa dengan informasi miring mengenai kualitas pekerjaan yang menelan dana tidak sedikit tersebut. Ia pun meminta agar APH tidak tinggal diam menyikapi informasi yang berkembang dengan melakukan pengusutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: