Dibantu Lalat, Abu Nawas Sukses Hancurkan Perabotan Istana Raja Harun ar-Rasyid

Dibantu Lalat, Abu Nawas Sukses Hancurkan Perabotan Istana Raja Harun ar-Rasyid

Ilustrasi--

Dibantu Lalat, Abu Nawas Sukses Hancurkan Perabotan Istana Raja Harun ar-Rasyid

RAKYAT BENTENG.COM – Di suatu ketika, Abu Nawas dan istrinya terlihat murung dan sedih. Penyebabnya lantaran ulah sejumlah pekerja kerajaan atas perintah Raja Harun ar-Rasyid membongkar rumah Abu Nawas. Dalihnya sang raja mendapat petunjuk lewat mimpi kalau di bawah rumah Abu Nawas terpendam harta karun berupa emas dan permata. Tanpa berlama-lama lagi raja pun memerintahkan pekerjanya untuk mencari keberadaan harta karun tersebut.

Sementara yang dicari tak berhasil didapatkan rumah Abu Nawas menjadi rusak. Dan yang membuat Abu Nawas kesal dan sakit hati, jangankan memperbaiki rumahnya seperti sedia kala, basa basi permintaan maaf dari kerajaan pun tidak ada.

Cukup lama Abu Nawas memeras otak, namun belum ia belum kunjung berhasil menemukan muslihat untuk membalas perbuatan baginda. Makanan yang dihidangkan istrinya pun tidak dimakan karena nafsu makannya telah lenyap. Keesokan harinya Abu Nawas melihat banyak Ialat-Ialat mulai menyerbu makanannya yang sudah mulai basi. Begitu melihat lalat-lalat itu berterbangan Abu Nawas tiba-tiba saja tertawa riang seolah mendapatkan ide.

“Tolong ambilkan kain penutup untuk makananku dan sebatang besi,” kata Abu Nawas kepada istrinya.

Dengan wajah berseri-seri, Abu Nawas berangkat menuju istana. Setiba di istana, Abu Nawas membungkuk memberi hormat kepada raja. Raja pun terkejut atas kedatangan Abu Nawas Di hadapan para menterinya, Raja Harun ar-Rasyid mempersilakan Abu Nawas untuk menghadap.

“Ampun Tuanku, hamba menghadap Tuanku Baginda hanya untuk mengadukan perlakuan tamu-tamu yang tidak diundang. Mereka memasuki rumah hamba tanpa izin dan berani memakan makanan hamba,” lapor Abu Nawas.

“Siapakah tamu-tamu tidak diundang itu wahai Abu Nawas?,” ujar Baginda dengan bijaksana.

“Lalat-lalat ini Tuanku,” kata Abu Nawas sembari membuka penutup piringnya.

“Kepada siapa lagi kalau bukan kepada Paduka junjungan hamba, hamba mengadukan perlakuan yang tidak adil Ini,” ujar Abu Nawas lagi.

“Lalu, keadilan yang bagaimana yang engkau inginkan dariku?,” tanya Raja Harun penasaran.

“Hamba hanya menginginkan izin tertulis dari Baginda sendiri agar hamba bisa dengan leluasa menghukum lalat-lalat yang nakal itu,” kata Abu Nawas memulai muslihatnya.

Akhirnya Raja Harun dengan terpaksa membuat surat izin yang isinya memperkenankan Abu Nawas memukul lalat-lalat itu dimanapun mereka hinggap. 

Setelah mendapat izin tertulis itu Abu Nawas mulai mengusir lalat-lalat di piringnya hingga mereka terbang dan hinggap di sana sini. Dengan menggunakan tongkat besi yang telah dibawanya dari rumah, Abu Nawas dengan semangatnya mengejar dan memukul lalat-lalat itu dimanapun hinggap. Ketika hinggap di kaca, Abu Nawas dengan tenang dan leluasa memukul kaca itu hingga pecah. 

Kemudian vas bunga nan indah milik sang Raja juga ikut terkena pukul dan pecah. Akhirnya hanya dalam beberapa menit saja seluruh perabot istana hancur. Raja Harun tidak bisa berbuat apa-apa lantaran ia sendiri yang sudah memberikan izin kepada Abu Nawas. Setelah merasa puas, Abu Nawas pun mohon diri. Melihat barang-barang kesayangannya hancur berantakan raja baru sadar betapa kelirunya telah berbuat semena-mena kepada Abu Nawas.(tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: