Bertahan Hidup Usai Bantuan Terhenti, Kisahnya Mengharukan

Bertahan Hidup Usai Bantuan Terhenti, Kisahnya Mengharukan

Ujang Sahri--

RAKYATBENTENG.COM - Ujang Sahri, tercatat sebagai warga Desa Lagan Bungin, Kecamatan Semidang Lagan namun ia tidaklah tinggal di tengah desa sebagaimana warga yang lain. 

 

Ini dikarenakan Ujang tidak memiliki rumah, bahkan tanah pun ia tidak punya. 

 

Sudah lima tahun terakhir Ujang bersama istri dan anaknya tinggal di pondok kebun warga, Dusun III dengan status numpang. 

 

Ujang yang sebelumnya pernah mendapat bantuan dari pemerintah, pada tahun lalu bantuan tersebut tak lagi ia dapatkan.

 

Disambangi Rakyat Benteng (RBt), Ujang menuturkan bahwa dulunya ia pernah memiliki rumah di desa. 

 

BACA JUGA:Kenal Pamit Kajari, Pj Bupati Bengkulu Tengah Harapkan Ini

 

BACA JUGA:Pioner PJJ, Universitas Terbuka Makin Populer, Peminatnya Sudah Tembus

 

Namun rumah tersebut dijualnya kepada adiknya sekitar 10 tahun lalu. 

 

Lima tahun pertama ia masih dibolehkan sang adik menunggui rumah lantaran ia tidak memiliki tempat tinggal lain.

 

Selepas lima tahun, rumah dijual kepada orang lain lantaran tuntutan kebutuhan. 

 

Semenjak itulah Ujang membawa keluarganya tinggal di sebuah pondok di areal kebun milik warga setempat. 

 

Jarak kebun dari jalan desa kurang lebih 2 Km, dengan kondisi jalan masih tanah. 

 

Kurun lima tahun, Ujang sudah dua kali pindah pondok kebun yang berbeda lokasi dan pemilik.

 

BACA JUGA:Terjang Pintu Ruang Atasan, Begini Nasib Oknum Pegawai Satpol Ini

 

BACA JUGA:Serasa Dunia Milik Berdua, Pasangan ABG Kepergok Bermesraan di Parkiran

 

"Kalau pekerjaan tidak ada, hanya membantu mengurusi kebun tempat kami tinggal. Tidak ada bayarannya karena kami sudah dikasih tempat tinggal. Yang punya kebun rutin membantu kami beras, itulah yang kami andalkan. Untuk sayuran kami ambil dari yang kami tanam di sekitaran pondok. Namanya dibantu, kami hanya menunggu. Kalau stok beras lagi habis, bantuan belum ada, tidak makan nasi dulu," ungkap Ujang sembari mengisap dalam-dalam rokok kretek pemberian pemilik kebun.

 

Disinggung apakah anaknya bersekolah, Ujang spontan menggelengkan kepala memberitahu jika sang anak yang bernama Aldo tidak sekolah. 

 

Cukup miris, di usia yang sedianya mengenyam bangku sekolah, Aldo justru harus melewati hari-hari yang cukup berat bersama orangtuanya, berjuang bertahan hidup. 

 

Aldo bukanlah anak satu-satunya Ujang, melainkan keseluruhan anak Ujang berjumlah enam orang. Namun yang tinggal bersama Ujang dan istrinya hanya Aldo.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: