Warga Benteng Ditolak Mau Lahiran, Dewan Bakal Panggil Manajemen RS, Termasuk Oknum Dokter Spesialis

Warga Benteng Ditolak Mau Lahiran, Dewan Bakal Panggil Manajemen RS, Termasuk Oknum Dokter Spesialis

KARANG TINGGI, RBt – Kejadian tak mengenakkan diduga dialami oleh Leni (40), warga Desa Taba Mutung Kecamatan Karang Tinggi. Ia diduga ditelantarkan oleh tiga rumah sakit (RS) di Kota Bengkulu saat hendak melahirkan pada Rabu (23/2/2022) lalu. Penolakan itu lantaran dari hasil swab antigen, Leni positif Covid-19. Atas kejadian ini, anggota DPRD Bengkulu Tengah (Benteng), Fepi Suheri, S.Ip mengaku geram. Bahkan berencana untuk memanggil manajemen RS termasuk oknum dokter spesialis yang diketahui memberikan penanganan dan memberi rujukan ke RS di Kota Bengkulu. ‘’DPRD akan menyurati manajemen rumah sakit dan juga memanggil dokter spesialis yang pernah menangani warga kita itu. Karena awalnya, Ibu Leni ini ditangani oleh dokter spesialis yang bertugas di RSUD Benteng dan di rumah sakit Kota Bengkulu. Dia yang memberikan rujukan ke salah satu RS. Namun saat warga sudah datang ke rumah sakit, kok malah ditolak,’’ ujar Fepi. Fepi menyayangkan bentuk pelayanan yang diberikan oleh RS. Pasalnya diketahui, pasien yang datang hendak melahirkan. Disisi lain, jika memang diketahui positif Covid-19, dapat diberikan penanganan khusus maupun ruangan khusus. ‘’Soal hasil swab, itu kan baru swab antigen, belum swab PCR. Ya, setiap rumah sakit juga ada ruangan khusus untuk pasien Covid-19. Maksud saya, jangan sampai ditelantarkan, karena ini menyangkut kemanusiaan,’’ kata Fepi. Sementara, Dirut RSUD Benteng, dr. Hery Kurniawan membenarkan jika salah satu dokter spesialis yang dimaksud oleh warga tersebut merupakan dokter di rumah sakitnya. ‘’Memang benar kalau dokter yang dimaksud, merupakan dokter spesialis di rumah sakit kami juga. Kalau soal ada yang bilang, kalau kami pernah merujuk warga tersebut ke Kota Bengkulu, itu tidak benar,’’ pungas Hery. Data berhasil dihimpun, Leni bersama suaminya, Riyanto berangkat dari rumahnya di Desa Taba Mutung sekitar pukul 17.05 WIB menuju ke RS di Kota Bengkulu Rabu (23/2/2022). Setelah tiba di RS dilakukan swab antigen, hasilnya positif Covid-19. Atas dasar ini, kemudian ia disarankan ke RS lain di Kota Bengkulu, sayangnya tetap ditolak dengan alasan ruangan untuk bayi telah penuh. Terakhir, dirinya menuju ke salah satu RS lainnya, namun jawaban yang hampir sama diterima yakni penolakan lantaran manajemen RS M Yunus meminta surat rujukan. Hampir pasrah, dengan kondisi menahan sakit dirinya menuju ke RS Gading Medika hingga akhirnya diterima untuk melahirkan dengan cara operasi sekitar pukul 01.25 WIB Kamis (24/2/2022).(fry)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: