Bikin Bangga, Anak Tukang Bengkel Lolos Seleksi Paskibraka Nasional  

Bikin Bangga, Anak Tukang Bengkel Lolos Seleksi Paskibraka Nasional  

TALANG EMPAT RBt - Setelah "puasa" selama kurang lebih 8 tahun, terakhir tahun 2013 lalu, pelajar asal Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) akhirnya berhasil terpilih sebagai Paskibraka tingkat nasional mewakili Benteng sekaligus Provinsi Bengkulu bersama dengan Muhammad Husein Putra, paskibraka asal Bengkulu Utara (BU). Adalah Alpiani Ulandari, siswi Kelas X MIPA 4 SMAN 1 Benteng yang dinyatakan lolos seleksi dari 160 peserta tingkat kabupaten terus ke provinsi bersaing dengan 60 peserta lain. Nantinya putri pasangan Hardi Yoda dan Maryani tersebut bakal tampil dalam upacara peringatan HUT RI di Jakarta bersama paskibraka dari provinsi lain.

Saat diwawancarai Rakyat Benteng (RBt), Hardiyoda selaku ayah dari Alpiani tak kuasa menahan tangis mengenang perjuangan dirinya menghidupi keluarga sekaligus terharu dan bersyukur dengan keberhasilan yang dicapai sang putri. "Kegiatan saya sehari-hari tukang bengkel motor, dengan pendapatan maksimal Rp 100 ribu sehari. Ibunya hanya ibu rumah tangga. Saya merasa bangga melihat tekad anak saya berjuang, selama dia mengikuti seleksi paskibra dia berjuang sendiri. Kami selama ini hanya bisa memberikan support dan doa agar anak saya selalu semangat mengejar impiannya. Dan alhamdulillah anak kami berhasil lolos mewakili Benteng dan Bengkulu," ungkap Hardiyoda yang berasal dari Desa Sekayun sembari berlinang air mata. Rasa syukur turut disampaikan Alpiani yang sempat tak menyangka dirinya berhasil lolos seleksi paskibraka tingkat nasional. Selain berterima kasih kepada ayah dan ibunya yang selalu mendoakan dan mensupport, Alpiani yang memiliki tinggi badan 166,5 Cm dan berat 56,4 Kg memuji perhatian Kepala SMAN 1 Benteng, Eka Saputra, M.Pd terhadap siswa siswinya di sekolah. "Kepada bapak kepala sekolah, guru-guru, teman-teman, kakak pembimbing, pembina dan semuanya saya berterima kasih. Tanpa mereka saya tidak ada apa-apanya," ujar Dara berkulit putih kelahiran 15 Maret tahun 2005. Terpisah, Eka Saputra merasa bangga atas keberhasilan salah seorang siswinya. Prestasi ini diharapkan mampu mengikis image negatif yang baru-baru ini dialamatkan publik pasca insiden video dugaan ujaran kebencian terhadap negara Palestina oleh salah seorang siswi setempat yang belakangan memutuskan melanjutkan sekolahnya di Medan, Sumut. "Ini kebanggaan bagi saya pribadi, sekolah, dinas pendidikan, pemerintah dan tentunya masyarakat Benteng. Karena ini adalah bukti bahwa putra putri Benteng memiliki bakat, kemampuan yang tidak kalah dengan kabupaten lain dan bahkan dengan provinsi lain. Saya sudah berpesan kepada ayahnya untuk menjaga Alpiani baik-baik sebelum keberangkatan. Perhatikan kesehatannya, pola makan, istirahatnya agar selalu sehat," pungkas Eka.(red)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: