HAKIM AGUNG YANG JAGO DALANG DAN MAHIR MEMBUAT LAGU

Jumat 07-02-2025,11:15 WIB
Reporter : rakyatbenteng
Editor : rakyatbenteng

Gunung Kidul patut berbangga memiliki putra terbaik seperti Dr. Yanto, seorang Hakim Agung yang tak hanya berprestasi di dunia hukum, tetapi juga berhasil melestarikan budaya Jawa, khususnya wayang. Atas jasanya dalam melestarikan seni budaya, ia dianugerahi gelar Kanjeng Pangeran oleh Keraton Solo. Selain itu ia juga merupakan seorang akademisi, penulis buku, dalang, komponis, musisi, dan olahragawan, karena itulah, Pada 2 Desember 2023 lalu, Dr. Yanto meraih Rekor MURI sebagai hakim dengan lintas bidang terbanyak.

Dr. Yanto lahir di Gunung Kidul, Yogyakarta, pada 21 Januari 1960, ia adalah putra dari pasangan sederhana, Sukamto dan Lasinem, yang berprofesi sebagai pedagang. Yanto merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Meski hidup sederhana, kedua orang tuanya sangat menjunjung tinggi pentingnya pendidikan dan selalu mendukung Yanto agar terus bersekolah.

Yanto kecil menghabiskan masa kanak-kanaknya di rumah sang Mbah di Gunung Kidul, sementara orang tuanya tinggal di Semarang. Ia lebih memilih tinggal di Gunung Kidul dari pada di Semarang, karena teman-temannya lebih banyak di Gunung Kidul. Yanto dan teman-temannya suka sekali gemar sekali bermain bola dari jeruk bali, gobak sodor, dan lainnya. Yanto kecil adalah bocah yang sangat aktif dan baik hati, maka, tidak ada teman yang tidak menyukai Yanto.

BACA JUGA:Pencairan BPNT 2025 Dipercepat, Ini Cara Cek Saldo dan Besarannya

CITA-CITA TINGGI MENJADI GURU OLAH RAGA

Mas Yanto, begitu biasa orang memanggil, menempuh Pendidikan Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas di kota kelahirannya, Gunung Kidul. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Janabadra, Yogyakarta. Sosok yang menyukai musik Koes Plus ini kemudian melanjutkan Magister Hukum di Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. Sedangkan untuk Pendidikan doktornya, ia tempuh di Fakultas Hukum Universitas Jayabaya, Jakarta.

Dr. Yanto adalah sosok yang sangat menggandrungi olah raga, saking sukanya, Dr. Yanto sering bolos sekolah demi bisa bertanding olahraga dengan lawan-lawannya. Meski sering bolos sekolah, Dr. Yanto bisa menunjukkan prestasinya di bidang olah raga, terbukti ia sering menjuarai berbagai turnamen olah raga, dua di antaranya yaitu bola voli dan bulu tangkis.

Makanya tidak salah jika cita-citanya adalah menjadi guru olah raga. Selain itu ia terinspirasi oleh Pak Muhadi, guru olah raganya yang selalu terlihat gagah. Untuk itu, sebelum berkuliah di Fakultas Hukum, Dr. Yanto yang sangat ingin menjadi Guru Olah Raga memiliki keinginan kuat untuk mendaftar kuliah di IKIP Karang Malang, namun karena pendaftarnya sangat banyak sehingga menimbulkan antri yang panjang hingga berhari-hari, Dr. Yanto membatalkan niatnya dan kemudian mendaftar kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata, Yogyakarta.

Asal muasal Dr. Yanto kemudian kuliah di Fakultas Hukum adalah karena terinspirasi oleh kakak dari kawannya yang banyak bercerita tentang ilmu huku. Dari situlah, kemudian Dr. Yanto mendaftar kuliah di Janabadra dan melepaskan statusnya sebagai mahasiswa Universitas Sarjanawiyata.

Dr. Yanto yang saat ini diberi amanah sebagai Juru Bicara Mahkamah Agung tidak pernah terfikir bisa menjadi seorang hakim. Ia yang berasal dari keluarga pedagang, sebelum menjadi hakim sempat menjadi editor di sebuah percetakan. Hingga kemudian, seorang temannya yang Bernama Joko Sutrisno mengajaknya dan membujuknya untuk mendaftar jadi calon hakim. Ia pun terbujuk mendaftar dan lulus.  

BACA JUGA:Simak Syarat dan Cara Ajukan KUR BRI 2025 untuk UMKM, Bunga Rendah!

PERJALANAN MENJADI HAKIM

Berkat ajakan Joko Sutrisno, Dr. Yanto lulus seleksi calon Hakim di Pengadilan Negeri (PN) Pekalongan. Lalu ia mendapatkan penugasan awal di PN Manna, Bengkulu Selatan. Dr. Yanto yang saat itu masih bujangan berangkat seorang diri menggunakan bus Putra Raflesia. Ia Berangkat dari Jakarta jam 10 pagi sampai Bengkulu ke esokan paginya lagi. Sesampainya di PN, ia langsung lapor Ketua Pengadilan.

Namun, ternyata ia tidak betah di sana, karena kotanya sepi dan tidak ada sanak saudara yang dikenalnya. Tanpa panjang fikir, pada hari itu juga ia memutuskan pulang lagi ke Pekalongan. Ia berkesimpulan tidak apa-apa tidak jadi hakim kalau tempat penugasannya seperti itu. Ia saat itu berfikir, ia akan memilih jadi pegawai saja. Lalu ia pun kembali ke PN Pekalongan. Dan, keadaan seperti itu berjalan kurang lebih tiga bulan.

Tiba-tiba di suatu hari, panitera PN Pekalongan menghampirinya dan menyampaikan bahwa betapa susahnya orang lain mau jadi hakim.
“Kamu sudah jadi hakim kok malah tidak jadi berangkat,” begitu kata Panitera.

Karena semangat dari Panitera dan teman-teman PN Pekalongan itulah, Yanto berangkat kembali ke Manna dan melanjutkan tugas di sana hingga enam tahun lamanya. Bahkan, di kota itulah Yanto kemudian menemukan belahan hatinya, seorang Wanita cantik jelita asal Bengkulu yang bernama Soprianti. Hingga kini Wanita cantik tersebut setia mendampingi Yanto dalam keadaan apapun dan di tempat manapun ia ditugaskan.

Yanto dan Soprianti menikah pada tahun 1997di Bengkulu Selatan. Pernikahan yang penuh berkah dan kebahagiaan tersebut dikarunia empat orang anak. Yang pertama Dyah Ayu Worosukenti, yang kedua almarhum Aris Setiawan, ia wafat saat usianya baru 40 hari,  yang ketiga Yuristia Regina Putri, dan keempat Ratih Anggini Putri.
Sebelum dilantik menjadi Hakim Agung pada 2024, Dr. yanto melanglang buana dari satu pengadilan ke pengadilan lain untuk menjalankan tugasnya sebagai pengadil.

BACA JUGA:DPRD Pastikan Gelar Paripurna Penetapan Bupati dan Wakil Bupati Bengkulu Tengah Jumat Besok

Berikut adalah daftar pengadilan, tempat Dr. Yanto bertugas hingga sekarang:
o    Calon Hakim Pengadilan Negeri Pekalongan (1992)
o    Hakim Pengadilan Negeri Manna (1995)
o    Hakim Pengadilan Negeri Bengkulu (2001)
o    Hakim Pengadilan Negeri Jember (2006)
o    Wakil Ketua Pengadilan Negeri Tais (2009)
o    Ketua Pengadilan Negeri Tais (2010)
o    Ketua Pengadilan Negeri Bantul (2012)
o    Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (2014)
o    Wakil Ketua Pengadilan Negeri Sleman (2015)
o    Ketua Pengadilan Negeri Sleman (2015)
o    Ketua Pengadilan Negeri Depansar (2016)
o    Ketua Pemgadilan Negeri, Pengadilan TIPIKOR, Pengadilan Niaga, Pengadilan Hubungan Industri, Ketua Pengadilan HAM Jakarta Pusat (2017)
o    Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Depansar (2020)
o    Panitera Muda Pidana Umum/Hakim Tinggi Yustisial Mahkamah Agung RI (2021)
o    Hakim Agung Kamar Pidana Mahkamah Agung RI (2024)

Selain aktif di dunia hukum, Yanto juga aktif mengajar. Beberapa kampus tempatnya menyebarkan ilmu hukum yaitu Universitas Janabadra Yogyakarta, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Universitas Jaya Baya Jakarta, Universitas Muhammadiyah Bengkulu, dan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Jurusan D-IV Litigasi.

Dr. Yanto juga aktif menuangkan ide-ide ilmu hukumnya ke dalam buku. Di sela-sela waktu kerjanya sebagai hakim dan dosen, ia menyempatkan diri untuk menulis buku. Berikut adalah buku, karya Dr. Yanto.

1.    Hakim Komisaris dalam Sistem Peradilan Pidana (2013),
2.    Penerapan Diskresi dan Kebijakan Republik Serta Aspek Yuridisnya (2016),
3.    Aspek Pidana Dalam Kepailitan dan PKPU (2019),
4.    Penyalahgunaan Administrasi Dalam Konteks Penilaian Tindak Pidana Korups (2020),
5.    Kajian Hukum Terhadap Hak Asasi Manusia (2020),
6.    Pertanggung Jawaban Korporasi Atas Tindak Pidana Pembakaran Lahan, Hutan dan Perkebunan yang Dilakukan oleh untuk atau atas Nama Korporasi (2020),
7.    Selayang Pandang Hukum Acara Pidana Integrated Criminal Justice System (2021),
8.    Pembinaan idiologi Pancasila bagi hakim tahun (2021)
9.    Praperadilan dalam Sistem Hukum Indonesia dalam Teori dan Praktek (2024),

Ayah empat orang anak ini juga merupakan sosok yang memiliki perhatian khusus pada musik. Ia yang mahir bermain gitar, kerap mengisi waktunya dengan bernyanyi dan mencipta lagu. Saat masih di sekolah, ia sangat suka dengan lagu-lagu Koes Plus dan Ahmad Albar, hal tersebut sampai menginspirasi untuk berpenampilan seperti Ahmad Albar. Beberapa lagu hasil ciptaannya yaitu, Pengabdian, Jakarta-Bali, Mars TNI Polri, Mars MA, Rindu dan Kasih Sayang, dan lainnya.

HAKIM DAN DALANG, KEDUANYA MENYENANGKAN

Perkenalan Dr. Yanto dengan wayang dimulai sejak masa kecilnya yang suka sekali menonton wayang. Lalu keinginannya untuk menjadi dalang muncul saat ia bertugas sebagai Ketua Pengadilan Negeri Bantul. Dahulu, setiap ada acara muspida (sekarang forkopimda) selalu ada penampilan wayang, di situlah ia selalu menonton wayang dari situlah ia mulai tertarik dan mulai mempelajari.

Lalu setelah lima kali belajar dan latihan, Dr. Yanto memberanikan diri untuk tampil pertama kalinya di  Pendopo Kabupaten Bantul. Dan eureka, penampilan perdana tersebut mendapatkan antusias yang cukup baik dari penonton. Dari situ hingga sekarang, Dr. Yanto sangat menikmati ketika berperan sebagai dalang.

Baginya, dengan menjadi dalang ia bisa menyampaikan pesan-pesan kebaikan juga pesan-pesan yang berkaitan dengan ilmu hukum.
Berkat keahliannya, pada 2 Desember 2023 lalu Dr. Yanto meraih rekor dunia MURI atas rekornya sebagai hakim dengan lintas bidang terbanyak, yaitu sebagai akademisi, penulis buku, dalang, komponis, Musisi, dan olahragawan.

Bagi Yanto, semua pencapaian ini adalah di luar dugannya. Tidak pernah terfikir sedikit pun untuk meraih itu semua. Ia yang memiliki filosofi hidup seperti air mengalir sangat berterima kasih kepada Tuhan atas anugerahnya dan juga kepada kedua orang tua serta keluarga besarnya atas dukungan dan pengertiannya selama ini.
Dr. Yanto selalu percaya bahwa kebaikan di manapun dan kapanpun akan melahirkan kebaikan pula. Ia meneladani nasihat mbahnya bahwa jika kamu dicubit itu sakit, maka janganlah pernah mencubit orang lain.

Ia memiliki filosofi hidup, nikmati hidup tanpa terlepas dari ilmu, iman, dan amal. Karena ketiga hal tersebut merupakan modal hidup terbaik bagi manusia di manapun berada. Filosofi inilah yang menjadi pedoman dalam setiap Langkah Dr. Yanto.(rls)


Kategori :