Ada Kasus Kekerasan Online, Helmi: WA ke Saya

Ada Kasus Kekerasan Online, Helmi: WA ke Saya

--

RAKYATBENTENG.COM - Di zaman modern ini, para remaja Iebih banyak menghabiskan waktu dengan berkutat pada teknologi yakni Handphone (HP). Tak sedikit para remaja, terkhusus di Kota Bengkulu menjadi korban kejahatan secara online atau biasa disebut kekerasan berbasis gender online (KBGO) dan kekerasan seksual berbasis elektronik (KSBE).
Kekerasan Berbasis Gender Online ini merupakan kekerasan berbasis gender yang difasilitasi oleh teknologi dan internet dengan maksud melecehkan korban berdasarkan gender atau seksualitas tertentu.

Kekerasan inilah yang menjadi perhatian saat ini. Pusat Pendidikan untuk Perempuan dan Anak (PUPA), telah berinteraksi dengan peserta didik di sekolah sejak tahun 2020 untuk isu kekerasan berbasis gender online (KBGO) dan kekerasan seksual berbasis elektronik (KSBE). Ternyata
banyak dari peserta didik tersebut merasa takut dalam penggunaan media sosial karena cyberbullying, dan informasi hoax, kebocoran data pribadi, hingga dijadikan bahan candaan dengan orang Iain.

BACA JUGA:Pernyataan Kadis Kominfotik Ini Bikin Kagum, Disasar untuk Siapa?

BACA JUGA:Bekal Murid Hadapi Ujian, Sekolah Buka Les Gratis

Dengan catatan tersebut, Helmi mengatakan pihaknya siap mendukung untuk mengentaskan kekerasan berbasis gender online di Kota Bengkulu. Bahkan dirinya menawarkan apabila ada yang menjadi korban dapat melaporkan langsung ke whatsapp (WA) nya.
"Di Kota Bengkulu ini bisa Iangsung Wa ke saya. Apabila ada temuan bisa tolong sampaikan. Nanti saya (Walikota) akan screenshot dan mengirimkan ke pihak terkait untuk menindaklanjutinya. Ini gerakan betuI-betul cepat dan tepat," sampai Helmi.

Karena sejatinya, Pemkot Bengkulu telah mencanangkan Kota Bengkulu jadi kota yang bahagia untuk berbagai kalagan termasuk para remaja. Setelah itu, Helmi juga menceritakan pernah mengalami hal serupa, yang mana fanspage facebook miliknya di hack oknum tak bertanggung jawab dengan menampilkan story-story tak senonoh.
Ke depan, Helmi berharap hal ini menjadi perhatian ekstra. Bukan soal menyelesaikannya saja, tapi lebih mengutamakan pencegahan nantinya.

Selain itu, ketakutan lain dipengaruhi oleh penyalahgunaan internet sehingga membuka hal-hal yang dapat menjerumuskan ke dalam hal negatif, berita yang dibagikan tanpa tahu kebenarannya, takut kecanduan atau tidak bisa hidup jika tidak ada internet, takut menjadi korban dari pelaku yang memanfaatkan media sosial untuk menjerat korban.

BACA JUGA:Perjanjian Ditandatangani, ASN Wajib Tingkatkan Kinerja

BACA JUGA:Kembangkan Potensi Melalui Ekstrakurikuler Kesenian

Hal inilah yang menjadi perhatian PUPA. Dalam hal ini, pihaknya juga memberi beberapa catatan, diantaranya Memohon kepeda pemerintah agar mendorong dan mendukung program edukasi tentang KBGO dan KSBE, memohon kepada pemerintah menyediakan Iayanan aman dan ramah anak untuk melaporkan kasus KBGO dan KSBE seperti contoh nya aplikasi mela lapor dan rumah aman.
Pihaknya juga mengajak masyarakat, Organisasi Masyarakat Sipil,lembaga pendidikan dan privat sektor bersama—sama secara aktif melakukan kampanye anti KBGO dan KSBE di lingkungan masing-masing, termasuk dalam upaya pencegahan dan penanganan kekerasan seksual.

"Tolong ini jadikan agenda rutin, sehingga permasalahan ini dapat dicegah ke depannya,” terangnya.
Sementara menyoal Perda dan Perwal, Helmi beserta jajaran akan mengusahakannya dalam waktu dekat. "Perwal dan perda insya allah diusahakan, atau kita membenahi yang sudah ada,” pungkasnya.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: