RAKYATBENTENG.COM - Banyak umat Muslim yang mengira bahwa dzikir dan wirid adalah hal yang sama. Wajar saja, karena keduanya sering dilakukan setelah sholat atau di waktu-waktu tertentu sebagai bentuk ibadah.
Tapi, tahukah kamu? Ternyata ada perbedaan mendasar antara dzikir dan wirid yang patut untuk dipahami lebih dalam.
Apa Bedanya Dzikir dan Wirid?
Sebelum membahas perbedaan dzikir, wirid, dan doa, mari kita pahami dulu makna masing-masing istilah.
Dzikir berasal dari bahasa Arab adz-dzikr (الذِّكْر) yang secara harfiah berarti “ingat.” Dalam konteks ibadah, dzikir bermakna menyebut dan mengingat Allah SWT lewat ucapan tertentu seperti subhanallah, alhamdulillah, Allahu Akbar, dan laa ilaaha illallah. Tak hanya itu, membaca Al-Qur’an, berdoa, bahkan mengingat Allah dalam hati juga termasuk bentuk dzikir.
BACA JUGA:Waspada! Cacing Parasit dari Kucing dan Anjing Bisa Mengancam Kesehatan Keluarga, Ini Kata Ahli
Sementara itu, wirid berasal dari kata warada (وَرَدَ) yang berarti datang secara rutin. Maka, wirid merujuk pada amalan atau bacaan ibadah yang dilakukan secara terus-menerus dan teratur, seperti membaca istighfar 100 kali setiap hari atau melafalkan shalawat setiap selesai sholat.
Menurut laman resmi Kementerian Agama, wirid adalah praktik ibadah harian yang dilakukan dengan konsistensi tinggi. Meski sederhana, amalan ini bernilai besar karena dilakukan secara disiplin dan berkesinambungan.
Dasar Dalil Tentang Dzikir dan Wirid
Al-Qur’an menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak dzikir. Dalam Surah Ali Imran ayat 41, Allah SWT berfirman:
"Ważkur rabbaka kaṡīraw wa sabbiḥ bil-‘asyiyyi wal-ibkār."
"Dan ingatlah Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi."
Begitu pula dalam hadits riwayat Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa membaca Qul Huwallahu Ahad, Al-Falaq, dan An-Nas tiga kali setiap petang, maka itu cukup baginya dari segala sesuatu.”