Makan Ayam Terlalu Banyak? Studi Ini Ungkap Risiko Kesehatan Serius yang Mengintai

Sabtu 26-04-2025,16:07 WIB
Reporter : Desty Dwi Fitria
Editor : Nanang Setiawan

RAKYATBENTENG.COM – Dikenal sebagai sumber protein rendah lemak, daging ayam sering dianggap pilihan sehat dibandingkan daging merah. Tapi siapa sangka, kelebihan konsumsi daging ayam justru bisa berdampak negatif pada kesehatan, bahkan meningkatkan risiko kematian dini.

Dilansir dari detik.com, penelitian yang dimuat dalam jurnal Nutrients baru-baru ini mengungkap kaitan antara konsumsi unggas dan meningkatnya risiko kanker saluran pencernaan (gastrointestinal). Studi ini melibatkan hampir 5.000 orang dewasa paruh baya di Italia dan dilakukan selama periode 19 tahun. Peserta diminta mencatat pola makan mereka, termasuk konsumsi daging unggas seperti ayam, kalkun, bebek, hingga burung buruan.

BACA JUGA:Atasi Baby Blues Usai Melahirkan, Ini Saran Psikolog untuk Para Ibu

Hasilnya mengejutkan, mereka yang mengonsumsi unggas dalam jumlah tinggi, termasuk daging kelinci, memiliki risiko lebih besar meninggal akibat kanker gastrointestinal. Jenis kanker ini meliputi organ-organ seperti usus besar, pankreas, lambung, hati, hingga rektum.

Data menunjukkan bahwa asupan unggas lebih dari 300 gram per minggu, setara sekitar 3 hingga 4 porsi ayam, berhubungan dengan peningkatan risiko kematian hingga 27 persen dari seluruh penyebab kematian. Risiko ini bahkan melonjak hingga 61 persen pada pria.

BACA JUGA:Trombosit Anjlok Akibat DBD Bisa Sebabkan Perdarahan Otak, Waspadai Gejalanya!

Khusus untuk kanker gastrointestinal, konsumsi unggas antara 100 hingga 200 gram per minggu dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian hingga 65 persen. 

Mereka yang makan lebih dari 300 gram unggas per minggu memiliki peluang kematian akibat kanker saluran cerna yang lebih dari dua kali lipat—dan pada pria, angka ini bahkan naik hingga 161 persen.

Peneliti menyimpulkan bahwa semakin rendah konsumsi daging unggas, semakin rendah pula risikonya. Meski pedoman diet resmi di Amerika Serikat masih membolehkan konsumsi hingga 26 ons (sekitar 737 gram) daging tanpa lemak dan unggas per minggu, temuan ini menyarankan agar konsumsi unggas dibatasi tidak lebih dari 300 gram per minggu.

BACA JUGA:Bukan Hanya Ginjal, Ini Penyebab Umum Nyeri Pinggang Menurut Dokter

Tak hanya jumlah, cara memasak juga menjadi faktor penting. Proses memasak dengan suhu tinggi, seperti memanggang atau membakar, serta merebus dalam waktu lama, bisa memicu terbentuknya zat karsinogenik, senyawa yang dapat merusak DNA dan menyebabkan mutasi sel, meningkatkan potensi kanker.

Dengan demikian, menjaga asupan daging unggas tetap moderat dan memperhatikan cara pengolahannya bisa menjadi langkah bijak demi kesehatan jangka panjang. (**)

Tags :
Kategori :

Terkait