RAKYATBENTENG.COM – Menyulap properti pribadi menjadi sumber pendapatan pasif, seperti usaha kos-kosan, menjadi langkah cerdas untuk menambah nilai ekonomi.
Kos-kosan umumnya ditujukan bagi individu seperti mahasiswa atau pekerja lajang yang belum berkeluarga, dengan ukuran lebih kecil dibanding kontrakan dan harga sewa yang lebih terjangkau.
Biasanya, rumah kos dibangun di lokasi strategis seperti sekitar kampus, kawasan perkantoran, hingga area industri—yang memang menjadi pusat aktivitas pendatang dari luar kota.
BACA JUGA:Bebas Blokir dan Aman! Ini 11 Link Nonton Legal Buat Temani Long Weekend Makin Seru
Meski memberikan keuntungan jangka panjang, usaha ini juga menuntut kesiapan menghadapi dinamika penyewa yang keluar masuk, khususnya di pergantian tahun atau semester.
Dilansir dari detik.com, berikut enam poin penting yang harus dipertimbangkan agar usaha kos-kosan berjalan lancar dan tidak merugi:
1. Tentukan Konsep Usaha
Sebelum mulai menjalankan bisnis ini, penting untuk menentukan konsep dasar dan siapa target penyewanya. Menurut Anis Widiadi, seorang pelaku bisnis kos-kosan, mengetahui segmen pasar membantu dalam menentukan lokasi, kisaran harga, dan fasilitas yang tepat.
2. Pilih Lokasi yang Tepat
Setelah konsep ditetapkan, lokasi menjadi faktor krusial. Jika targetnya mahasiswa, maka jarak kos ke kampus sebaiknya dekat. Begitu pula jika menyasar pekerja industri, pastikan tempat kos berada tak jauh dari perusahaan atau kawasan industri agar mudah dijangkau.
3. Sediakan Fasilitas Dasar
Bisnis kos bukan sekadar menyediakan ruang tidur. Umumnya, kamar kos dilengkapi dengan fasilitas seperti tempat tidur, lemari, dan meja belajar atau dapur mini, tergantung kebutuhan penyewa.
BACA JUGA:Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji Indonesia Tahun 2025, Masuk Asrama Hingga Terbang ke Tanah Suci
Tambahan fasilitas seperti AC, WiFi, atau kipas angin bisa jadi nilai lebih dan disesuaikan dengan harga sewa yang ditawarkan.