5. Kerusakan otak
Dalam jurnal ilmiah Frontiers tahun 2017, kerusakan jaringan otak atau ensefalopati juga termasuk di antara gejala demam berdarah parah.
Virus demam berdarah menghancurkan lapisan pelindung otak dan memasuki saraf otak.
Selain itu, kerusakan otak akibat virus dengue dapat menyebabkan kelumpuhan, kejang, perubahan perilaku, dan penurunan kesadaran. Bahkan pada studi kasus yang dilaporkan pada tahun 2017, terdapat kasus pasien demam berdarah yang meninggal karena ensefalopati. Dalam laporan tersebut, pasien meninggal karena keterlambatan mendapat perawatan.
BACA JUGA:Keutamaan Puasa Syawal Saat Lebaran, Pahalanya Setara dengan Puasa Setahun Penuh
6. Peradangan hati berat
Peradangan hati adalah komplikasi demam berdarah yang paling umum, menurut Journal of Venomous Animals and Toxins Including Tropical Disease.
Menurut laporan yang dipublikasikan di Sri Lanka sejak tahun 2011, 4 dari 10 pasien yang meninggal akibat demam berdarah menderita kerusakan hati.
Menurut pedoman WHO, gejala gagal hati yang disebabkan oleh demam berdarah mungkin termasuk penyakit kuning, rasa tidak nyaman di perut, mual dan muntah, nafsu makan hilang, urin berwarna gelap.
7. Kelahiran prematur dan keguguran
Demam berdarah bisa sangat berbahaya jika menyerang ibu hamil. Faktanya, ibu hamil penderita demam berdarah memiliki risiko tinggi mengalami keguguran dan kelahiran prematur.
Selain membahayakan janin, DBD juga mengancam keselamatan ibu. Menurut situs Vinmec International Hospital, ibu hamil lebih mungkin terkena preeklamsia jika menderita demam berdarah. Masalah ini dapat merusak hati dan ginjal serta menyebabkan pendarahan berkepanjangan saat melahirkan.
BACA JUGA:Menelusuri Dunia Virtual Terbaik: Game Simulasi yang Layak Dimainkan pada Tahun 2024
Meski sebagian besar kasus DBD bisa sembuh dengan sendirinya, namun kasus DBD harus ditangani secara tepat dan cepat. Kecerobohan dapat terjadi selama penanganan dan nyawa pasien dapat terancam.