Keunikan Batik Ciprat, Pola Batik Tradisional Penyandang Disabilitas, Teknik Pembuatan Dicipratkan Larut Malam

Senin 02-10-2023,14:21 WIB
Reporter : rakyatbenteng
Editor : Leonardo Ferdian

Keunikan Batik Ciprat, Pola Batik Tradisional Penyandang Disabilitas, Teknik Pembuatan Dicipratkan Larut Malam

 

RAKYATBENTENG.COM – Batik ciprat merupakan salah satu jenis batik karya anak bangsa Indonesia yang cukup terkenal. Pola batik ciprat yang dihasilkan oleh sekelompok penyandang disabilitas ini menciptakan sebuah kesenian yang unik.

Teknik ini melibatkan menciprat-cipratkan larutan malam (bahan untuk menggambar pada kain batik) menggunakan tangan, sendok, kuas, atau lidi. Proses pembuatan batik ini melibatkan teknik jumputan dan teknik colet atau kuas.

BACA JUGA:Batik Indonesia Terkenal di Mata Dunia Sejak Era Soekarno, Dikenalkan Dalam Buku Thomas Stamford Raffles

 

Dilansir dari indonesia.go.id, Batik Ciprat, demikian namanya, merupakan jenis batik tradisional terdahulu sebelum saat ini dengan perjalanan waktu, seni batik di Indonesia terus mengalami inovasi yang mengagumkan.

 

Yang membuat batik Ciprat berbeda adalah warna yang mencolok dan motifnya yang unik, yaitu bintik-bintik. Kain katun primisima berukuran 1,15 x 2,25 meter digunakan untuk membuat batik ini.

Proses pembuatannya melibatkan penggunaan remasol untuk pewarnaan dan waterglass, diikuti oleh tahap merebus dan menjemur.

BACA JUGA:Hari Batik Nasional, Jokowi Resmikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh, Waktu Tempuh Hanya 45 Menit

 

Asal usul batik Ciprat ini dapat ditelusuri hingga Semarang, dengan alamat tepat di Jalan Elang Raya No 2 Mangunharjo, Tembalang, Kota Semarang. Batik Ciprat juga diberi nama berdasarkan nama-nama daerah di Semarang, seperti Kota Lama, Sigar Bencah, Lawang Sewu, Pecinan, dan lainnya.

 

Yang menarik adalah bahwa batik Ciprat ini dihasilkan oleh para penyandang disabilitas, termasuk anak-anak tuna grahita berat, tuna rungu, tuna wicara, autis, dan down syndrome. Mereka tidak menggunakan pola pasti dalam pembuatan batik, sehingga setiap hasil karya memiliki ciri khasnya sendiri.

BACA JUGA:Terungkap! Ini Resep Panjang Umur Ala Orang Jepang, Salah Satunya Berhenti Makan Sebelum Kenyang

 

Sejarah batik Ciprat dimulai pada tahun 2011 ketika seorang guru keterampilan di SLBN Semarang sedang melatih siswa tuna grahita berat dalam seni batik.

Siswa-siswa ini mengalami kesulitan dalam menggunakan canting untuk membuat batik, sehingga mereka mencoba mencipratkan dan meneteskan larutan malam secara acak pada kain. Hasilnya adalah terobosan dari tradisi pembuatan batik yang konvensional.

 

Hingga saat ini, produksi batik Ciprat masih dilakukan secara handmade oleh siswa-siswi SLBN Semarang.

Merek batik ini sederhana, yaitu "ESELBENS Poenya" yang berarti "SLBN Semarang punya." Batik Ciprat telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, termasuk Kalimantan, Jakarta, Papua, Aceh, dan tempat-tempat lainnya.

Bahkan, turis dari Eropa dan Asia sering kali membeli batik Ciprat sebagai kenang-kenangan.

BACA JUGA:Beasiswa BSI Maslahat: Dapat Uang Kuliah Rp3.000.000 dan Uang Saku Rp500.000, Pendaftaran Ditutup Tanggal

 

Saat ini, produksi batik Ciprat telah berkembang ke banyak daerah lain di Indonesia, seperti Jogjakarta, Lampung, Sumatra Selatan, dan tempat lainnya.

Ini menghasilkan berbagai motif menarik yang mencerminkan karakteristik khas dari setiap daerah.

 

Batik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia sejak zaman nenek moyang, dengan lebih dari tiga ribu pola batik klasik atau tradisional yang ada di seluruh negeri, mencerminkan karakter dan budaya masing-masing daerah.

BACA JUGA:Pro dan Kontra Mengawinkan Kucing di Dalam Kandang, Simak Langkah Tepatnya Agar Hasilkan Kucing Sehat

 

Di Pulau Jawa, khususnya, kita dapat menemukan berbagai variasi batik yang menggambarkan kekayaan budaya Indonesia. Batik Pekalongan memiliki pengaruh kuat dari budaya Cina dan Arab, dengan nuansa pesisir yang kental.

Batik Solo, di sisi lain, memiliki gaya yang lebih dalam dengan palet warna yang terinspirasi oleh alam sekitarnya.

Batik Cirebon, meskipun memiliki kesamaan dengan batik Pekalongan, memiliki variasi warna yang unik.

Dan daftar ini belum selesai, dengan batik Jogja, batik Semarang, batik Lasem, batik Madura, batik Baduy, dan banyak lagi yang semuanya memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Selamat Hari Batik Nasional.(**)

 

Kategori :