RAKYAT BENTENG.COM - Berdasarkan data Siskohat, hingga akhir masa operasional haji tahun 2023 ada 773 jemaah wafat. Terdiri dari 752 jemaah haji reguler, 18 jemaah haji khusus, dan tiga jemaah haji furoda.
Dari 752 jemaah haji reguler yang wafat, sebanyak 562 orang di antaranya berusia 65 tahun ke atas. Sebanyak 81 orang berusia 60 – 64 tahun. Sedang 109 jemaah lainnya berusia di bawah 60 tahun.
Jemaah wafat paling tua berusia 98 tahun (2 orang), sedang jemaah termuda yang wafat berusia 42 tahun (6 orang).
Sedangkan untuk jemaah yang sakit dan saat ini masih dirawat di RS Arab Saudi hingga akhir masa operasional haji, tercatat ada 77 orang.
"Mereka akan dirawat sampai kondisinya layak terbang. Bila sudah layak terbang, kami juga yang akan mengurus kepulangannya," ujar Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas saat menutup masa operasional haji 1444 H / 2023 M, dilansir dari laman kemenag.go.id.
Menag juga mengungkapkan, ada dua layanan yang pertama kali dilakukan dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Pertama, fasilitasi safari wukuf lansia dan jemaah disabilitas. Total ada 129 jemaah yang mengikuti safari wukuf lansia dan jemaah disabilitas. Selain itu, ada 238 jemaah haji Indonesia yang sakit dan disafariwukufkan dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
Kedua, penyediaan tambahan 5 liter air zamzam bagi jemaah haji Indonesia. "Air Zamzam tersebut sudah siap dan ada di Arab Saudi, hanya masih menunggu penyelesaian administrasi untuk proses pengirimannya. Nantinya jemaah dapat mengambil air Zamzam itu di Kanwil Kemenag Provinsi atau Kantor Kemenag Kabupaten/Kota," ujar Gus Men.
BACA JUGA:Operasional Haji 2023 Resmi Berakhir, Bagaimana dengan Jemaah yang Hilang? Menag Yaqut:
Selanjutnya, Menag mengungkapkan pihaknya juga akan melakukan evaluasi secara komprehensif terhadap penyelenggaraan ibadah haji. "Kami masih memiliki beberapa catatan. Salah satunya menindaklanjuti temuan Nazaha (lembaga antikorupsi Arab Saudi) terkait dengan masalah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina," tuturnya.
Hasilnya, Nazaha Saudi menemukan adanya sejumlah kekurangan pelayanan yang semestinya disediakan pihak ketiga (Mashariq). "Ini sejalan dengan penegasan PPIH sejak awal bahwa persoalan layanan Armuzna sepenuhnya menjadi tanggung jawab Mashariq. Fakta ini akan menjadi pertimbangan dan bahan evaluasi dalam persiapan penyelenggaran ibadah haji 1444 H," ujar Menag.
Evaluasi lain yang akan menjadi perhatian, menurut Menag, adalah terkait dengan istithoah kesehatan. "Kami akan bicarakan dengan DPR, bila sebelumnya jemaah melunasi dulu biaya haji baru tes kesehatan, nah ke depan apa memungkinkan untuk dibalik," ujar Menag.
"Jadi, apakah mungkin pemeriksaan kesehatan dulu, baru pelunasan. Ini kita akan bicarakan nanti," imbuhnya.
Senada dengan Gus Men, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Sadzily yang hadir dalam kesempatan tersebut juga mengungkapkan pentingnya evaluasi secara komprehensif. "Kami akan menyampaikan hasil evaluasi secara resmi secepatnya. DPR juga telah melakukan pengawasan, dan laporannya sudah kami susun secara komprehensif, untuk nanti bisa kita bahas untuk perbaikan layanan haji ke depan," ujar Ace.
Ace juga menyampaikan pihaknya mengapresiasi seluruh kerja keras pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada jemaah haji.
"Kami mengucapkan rasa syukur atas telah selesainya masa operasional haji 1444H/2023M. Terima kasih atas jerih payah yang telah dilakukan berbagai pihak," tutur Ace.