RAKYAT BENTENG.COM - Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM (Dagperinkop UKM) Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng), Sugeng Oswari, S.Kom, M.Si akhirnya angkat bicara menyikapi aksi dari pemilik toko alumunium yang meradang lantaran biaya pembuatan pintu kaca pada gedung Rumah Produksi Bambu tak kunjung dibayar. Sang pemilik toko menuliskan pemberitahuan pada selembar kertas bahwa pintu belum dibayar, dan ditempelkannya di pintu gedung.
"Sudah diupayakan diselesaikan tahun ini, pembayarannya melalui perubahan APBD. Cerita awalnya benar kami memiliki kerjasama dengan kontraktor, pihak kontraktor yang kerjasama dengan toko pintu tersebut. Memang benar anggaran tersebut belum ada, masih low budget,” kata Sugeng.
BACA JUGA:Dibangun dengan Dana Rp1,3 Miliar, Pintu Gedung Ini Belum Dibayar, Cek Fakta Berikut
Sugeng menampik anggapan bahwa selama ini pihaknya terkesan memberi harapan palsu kepada pemilik toko.
“Hanya miss komunikasi dengan pemilik pintu tersebut dan sudah dibicarakan juga. Sudah kita konfirmasi dengan toko pintu, mohon bersabar,” jelas Sugeng.
BACA JUGA:Jemaah Haji Hilang Sejak 27 Juni di Arafah Telah Ditemukan, Kondisinya
“Tentunya kami dari dinas serius akan mengupayakan tagihan tersebut dibayarkan sekaligus juga berupaya agar gedung rumah produksi segera dipakai,” pungkas Sugeng.
Adalah pemilik salah satu toko alumunium di Kota Bengkulu, Juni. Juni mengakui bahwa pesan tersebut dibuatnya ditujukan khusus kepada Dinas Dagperinkop Kabupaten Benteng perihal pemesanan pintu yang hingga kini tak kunjung dibayar.
Juni sendiri sudah lelah dan bosan di-PHP. Upayanya dirasa sudah maksimal, berulang kali menghubungi dan bahkan menemui Kabid hingga Kadis namun yang didapat hanya janji.
"Rp7 jutaan. Tidak ada makai DP dari awal, karena kami percaya saja sama kontraktor dan dinasnya. Awal yang menawarkan ke saya kontraktornya. Sempat ketemu waktu ada kunjungan pak Wapres di MPP, namun dijanji-janjikan saja terus. Saya tanya sama kontraktor katanya triwulan ke tiga nanti dibayar," terang Juni kepada wartawan sebelumnya.(imo)