RAKYAT BENTENG.COM - Dikisahkan dalam kitab Mu’jam al-Udaba’ karya Abu Abdillah Yaqut bin Abdillah al-Rumi al-Hamawi, ada seorang anak muda yang menderita karena cinta atau istilah kekiniannya budak cinta alias bucin.
Lantaran tak kuasa menahan derita tersebut, sang pemuda lalu mengutus seseorang untuk membawa surat yang berisi tulisan puisi kepedihan kepada Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi"i al-Muththalibi al-Qurasyi atau yang lebih dikenal dengan Imam Asy-Syafi"i, seorang mufti besar Sunni Islam dan juga pendiri mazhab Syafi’i.
‘’Tanyakan pada sang mufti dari Makkah keturunan Bani Hasyim
Apa yang harus dilakukan seseorang bila cinta sudah menggila?,’’
Sang utusan kembali membawa balasan dari sang imam, berisi nasihat indah dalam bait puisi dan ditulis di bawah puisi anak muda itu.
‘’Orang itu harus mengobati lalu memendamnya cintanya
Sambil bersabar atas semua persoalan dan menenangkan dirinya,’’
Tak puas dengan jawaban Imam Syafi’I, anak muda itu kembali berkirim surat dalam bait puisi. Juru surat yang bertugas mengirimkan pesannya datang kembali kepada sang imam.
BACA JUGA:10 Jenis Orang yang Salatnya Tidak Diterima, Naudzubillah min Dzalik!
BACA JUGA:Ingin Dicintai Allah, Malaikat, dan Manusia?
‘’Bagaimana mungkin ia mengobati dirinya
sedangkan cinta mampu membunuh sang pemuda
Dan setiap hari, kesedihan kian tak terhentikan?,’’
Balasan untuk puisi itu kembali diberikan oleh Imam as-Syafii melalui sang juru surat. Pesan pamungkas Imam Syafi’i itu kembali ditulis tepat di bawah puisi anak muda yang malang itu.
‘’Ketika ia tidak bisa bersabar atas apa yang menimpanya