RAKYATBENTENG.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bengkulu Tengah saat ini tengah mempersiapkan Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas) dan Survei Triwulan (Seruti) yang akan diselenggarakan pada Maret mendatang. Survei ini sebagai salah satu sumber data sosial ekonomi rumah tangga yang penting di Indonesia. Oleh karena itu, kesinambungan dan ketersediaan kualitas data Susenas dan Sureti harus tetap dijaga dan ditingkatkan. BACA JUGA:Rencana Peredaran Ganja Berhasil Digagalkan, Beratnya Segini, Pelakunya Ada... BACA JUGA:Aktifitas Aura Kasih di Bali Banjir Cibiran, Simak Komentar Para Netizen Kepala BPS Bengkulu Tengah, Dr. Antoni Pestaria, SE, M.Si menuturkan Susenas merupakan salah satu survei yang dilaksanakan oleh BPS untuk menghasilkan berbagai macam indikator di bidang sosial dan ekonomi seperti pendidikan, kesehatan, pengeluaran rumah tangga. Kemudian, kegiatan Seruti juga dilakukan bersamaan dengan Susenas di awal Maret mendatang. ‘’Penting data ini nanti untuk mengukur data rumah tangga melalui kriteria pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA dan berpendidikan tinggi. Artinya nanti data ini akan terwakili melalui sampel. Kegaitan ini akan dimulai tanggal 1-20 Maret mendatang. Kemudian, penarikan sampel dilihat dari pendidikan kepala rumah tanggal karena merupakan salah satu kriterianya,’’ kata Anton. Anton menyampaikan, data hasil Susenas dan Sureti menjadi sandaran utama untuk perencanaan pembangunan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah terutama terkait kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. BACA JUGA:Ramaikan IPKM Futsal Competition, Tim Futsal Gema BSA Menang WO BACA JUGA:Mobil Fortuner Terbalik di Depan Rumah Mantan Wabup, Kondisi Sopir Kemudian, output penting yang dihasilkan diantaranya mengetahui angka kemiskinan beserta komponennya dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta komponennya. Sementara, jumlah petugas yang akan diturunkan sebanyak 16 orang pendamping lapangan dan 33 orang petugas lapangan. ‘’Harapan saya kepada seluruh petugas maupun pendamping, mampu bekerja sesuai aturan sehingga dapat menghasilkan data yang berkualitas guna perencanaan pembangunan yang lebih akurat,’’ demikian Anton.(**)