TALANG EMPAT RBt - Bola panas yang bergulir ke sekolah pasca mencuatnya informasi dikeluarkannya oknum siswi Tiktok sebagai bentuk hukuman menyita keprihatinan banyak pihak, khususnya rekan satu profesi. Kendati dari pihak sekolah, dalam hal ini Kepala sekolah (Kepsek) telah mengklarifikasi bahwa tidak pernah ada keputusan atau pernyataan mengeluarkan oknum siswi dari sekolah namun informasi awal sudah terlanjur berantai dan mengundang beragam tanggapan publik. Sejumlah kepsek pun menunjukkan rasa empatinya terhadap masalah yang terjadi. Sementara sistim pendidikan tak lagi normal semenjak pandemi covid 19, sekolah dihadapkan pada masalah serius yang menyedot perhatian nasional. "Atas nama keluarga besar SMAN 7 Benteng turut prihatin atas apa yang menimpa keluarga besar SMAN 1 Benteng. Semoga ada solusi terbaik. Ini menjadi pelajaran berharga, baik bagi anak-anak kami di sekolah dan juga kami selaku guru. Kami akan lebih mengawasi dan mengarahkan lagi penggunaan medsos agar tidak menyimpang atau menyalahi aturan," ungkap Aprianto, M.TPd, Kepala SMAN 7. Aprianto memahami kondisi psikologi yang dialami, baik oleh oknum siswi maupun guru dan kepsek di SMAN 1 pasca kejadian itu. Aprianto lalu mengharapkan semua pihak bisa bijak dan menahan diri dengan tidak memperpanjang bahasan, baik di dunia nyata ataupun dunia maya yang hanya akan makin memperparah keadaan. Mengingat permintaan maaf sudah disampaikan dan sekolah juga sudah mengklarifikasi kesimpangsiuran informasi. Selain Aprianto, Kepala SMAN 6, Pawit Farida, LU, S.Pd turut mengungkapkan keprihatinannya. "Saya sangat berharap masalah ini cepat selesai dengan baik sesuai dengan yang seharusnya. Dan ini menjadi hal yang sangat penting untuk menjadi perhatian kita bersama kedepan, sehingga tidak terulang kembali," terang Pawit. Sementara, Enton Apiri, S.Pd, Kepala SMAN 2 Benteng meyakini SMAN 1 dapat bijaksana dalam menyikapi masalah dan dalam menentukan keputusan. "Tentu sebagai kepala sekolah kami memberikan dukungan kepada rekan kami di SMAN 1 untuk mengambil langkah sebaik-baiknya demi terciptanya kondisi yg terbaik, baik bagi sekolah dan maupun bagi siswi tersebut," kata Enton. Terpisah, Kepala SMAN 5 Benteng, Syahroni, M.Pd mengatakan kebijakan yang dilakukan telah melalui proses yang melibatkan pihak internal dan eksternal sekolah secara musyawarah dengan keputusan mufakat. Maka apapun langkah yang telah ditempuh, itu merupakan langkah sementara yang terbaik namun jika muncul pro dan kontra, pihak sekolah pasti akan mengkaji ulang karena sesuatu akan diketahui manfaat dan mudaratnya setelah SMAN 1 Benteng. "Apapun kebijakan yang telah dilakukan, saya mengapresiasi karena telah berani membuat keputusan berdasarkan mufakat dan keputusan yang ditempuh oleh SMAN 1 Benteng bukan bersifat sepihak tapi didasarkan juga surat pernyataan orang tua pelajar. Kita tetap berprasangka baik bahwa pihak sekolah masih memfasitalisasi untuk proses pendidikan yang terbaik," kata Syahroni. Senada disampaikan Kepala SMAN 4 Benteng, Supian, S.Pd mengatakan agar persoalan ini dapat segera berakhir dan menjadi pelajaran untuk kita semua.Supian juga berpesan untuk lebih bijak dalam menggunakan gadget dan sosial media. "Penggunaan gadget agar lebih baik lagi. Harapannya kejadian ini jadi pelajaran untuk kita semua," ujar Supian. Terakhir, Ketua MKKS, Rahmat Wibowo, M.Pd, Si mewakili seluruh kepsek SMA sederajat berharap dan mendoakan agar permasalahan selesai dengan baik. "Semoga semua permasalahan ini cepat selesai dengan baik. Dan menjadi pembelajaran untuk kita semua," pungkas Rahmat.(red)
Prihatin, Jadikan Pelajaran, Berharap Lekas Selesai
Jumat 21-05-2021,08:10 WIB
Editor : admin
Kategori :