Jembatan Putus Berdampak Pada Ongkos Angkut Hasil Panen Sawit, Petani Gunakan Ini untuk Seberangi Sungai
--
Jembatan Putus Berdampak Pada Ongkos Angkut Hasil Panen Sawit, Petani Gunakan Ini untuk Seberangi Sungai
RAKYATBENTENG.DISWAY.ID - Tak semua petani bahagia saat panen hasil perkebunan kelapa sawit.
Lebih-lebih dialami petani di Desa Penanding Kecamatan Karang Tinggi Kabupaten Bengkulu Tengah.
Pasalnya, akibat akses jembatan putus, untuk mengangkut hasil panen kelapa sawit harus menggunakan rakit yang disewa untuk satu kali angkut Rp50 ribu dan pengangkutan menggunakan sepeda motor sebesar Rp10 ribu.
BACA JUGA:Bukan Sekadar Pelengkap, Ternyata Ini Manfaat Dahsyat Lalapan pada Pecel Lele untuk Kesehatan
BACA JUGA:Mengenal Ciri Orang Bossy dan Tips Menghadapinya: Jangan Diambil Hati!
Warga Desa Penanding, Irawan mengatakan bahwa hasil panen perkebunan sawit miliknya yang hanya berjarak 1 kg dari pemukiman desa terpaksa harus mengeluarkan biaya lebih.
Warga yang mempunyai rakit memasang tarif Rp50 ribu dalam satu kali angkut guna menyeberangi hasil panen.
‘’Hasil panen tak seberapa tetapi harus dibagi untuk sewa angkut agar hasil panennya bisa diseberangkan,’’ kata Irawan.
Irawan mengatakan bukan hanya upah menyeberang yang harus dikeluarkan, tetapi ada beberapa biaya upah lainnya yang harus dikeluarkan seperti angkut dari seberang ke mobil dan upah panen.
‘’Upah angkut ke mobil dan upah bongkar muat sudah menanti. Belum lagi upah orang yang memanen. Buruknya lagi, hasil panen berkurang akibat kemarau panjang,’’ jelas Irawan.
Irawan menuturkan, kondisi membuat pengeluaran membengkak sejak jembatan yang menjadi akses utama rusak.
‘’Harusnya ada tindaklanjut dari Pemkab Benteng untuk perbaikan jembatan ini. Petani saat ini merasa kesulitan angkut hasil panen,’’ demikian Irawan.(cw1)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: