Bukan Dikeluarkan tapi Dikembalikan!

Bukan Dikeluarkan tapi Dikembalikan!

KARANG TINGGI RBt - Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII Karang Tinggi Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng), Adang Parlindungan, SH, M.Pd meluruskan penafsiran kata yang berkembang luas dan terkesan menyudutkan pihak sekolah ataupun dinas melalui cabang dinas bahwa oknum siswi salah satu SMAN di Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) yang terlibat kasus dugaan ujaran kebencian berinisial M bukan dikeluarkan dari sekolah. Melainkan sang siswi dikembalikan kepada orang tuanya. Keputusan pengembalian diambil bukan juga sepihak melainkan adanya juga pernyataan pihak keluarga, dalam hal ini orangtua M yang bersedia menarik atau memindahkan M. Sebagaimana tertuang dalam secarik surat pernyataan yang ditandatangani di atas materai. ‘’Berdasarkan hasil rapat bersama, dan sudah melalui pertimbangan-pertimbangan, siswi tersebut dikembalikan ke orang tuanya. Bukan dikeluarkan. Itu juga permintaan langsung dari orang tua dengan mempertimbangkan psikis dan mental anaknya,'’ ujar Adang. Adang menjabarkan lebih lanjut, pengembalian kepada orang tua juga difaktori beberapa hal diantaranya poin pelanggaran atas peraturan sekolah telah terlampaui diantaranya melanggar tata tertib berpakaian hingga pernah diperingati guru Bimbingan Konseling (BK). ‘’Alasan pengembalian juga didasari pelanggaran poin peraturan sekolah oleh yang bersangkutan sudah terlampaui, kemudian untuk menjaga psikis anak. Lalu pernyataan bahwa M minta ditarik oleh orangtuanya,’’ jelas Adang. Meski demikian pihaknya, kata Adang akan memfasilitasi terkait kelanjutan pendidikan kedepannya terhadap M. Selain itu, ia meminta kepada pemerintah terkait untuk memperhatikan aplikasi tik tok. Lantaran diklaim didalam aplikasi tersebut terdapat konten lagu yang mengarah soal Palestina. ‘’Tapi kami dari dikbud tetap fasilitasi kelanjutan pendidikan anak kedepannya. Saya meminta bantuan kepada pemerintah dalam hal ini departemen terkait, aplikasi tiktok bisa diperhatikan. Aplikasi ini ada lagu didalamnya memang seperti menggiring orang menyanyikan lagu atau kata tentang Palestina. Harapannya dihapus agar tidak terjadi korban lainnya,’’ demikian Adang.(fry)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: