RAKYATBENTENG.COM - Dugaan pelecehan seksual oleh seorang dokter spesialis kandungan berinisial MSF di Garut mengundang kekhawatiran luas, terutama di kalangan ibu hamil.
Insiden tersebut terjadi saat pelaku memeriksa pasien menggunakan alat USG dan diduga melakukan tindakan tidak pantas.
Kasus ini kembali mengangkat perdebatan lama di Masyarakat, mengapa profesi dokter kandungan yang erat kaitannya dengan kesehatan reproduksi Perempuan masih didominasi oleh laki-laki?
BACA JUGA:BPJS Kesehatan Tanggung Biaya Gigi Palsu, Ini Besaran dan Syaratnya
Laki-Laki Masih Mendominasi Spesialisasi Kandungan
Dilansir dari disway.id, Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), dr. Yudi Mulyana Hidayat, mengungkapkan bahwa saat ini perbandingan dokter kandungan laki-laki dan perempuan di Indonesia adalah sekitar 6 banding 4.
Kendati jumlah dokter perempuan terus bertambah, dominasi laki-laki di bidang ini masih kuat.
Menurut Yudi, banyak pria memilih spesialisasi kandungan karena tantangan medis yang tinggi dalam profesi ini.
BACA JUGA:Trombosit Anjlok Akibat DBD Bisa Sebabkan Perdarahan Otak, Waspadai Gejalanya!
“Kita menangani dua jiwa: ibu dan bayi. Risikonya tinggi, dan kadang harus melakukan tindakan bedah yang cukup kompleks,” ujar Yudi.
Selain itu, pekerjaan ini menuntut kesiapsiagaan 24 jam karena proses persalinan bisa terjadi kapan saja.
Pendidikan spesialisnya juga sangat berat. Maka, cukup banyak laki-laki yang tertarik ke bidang ini, walau kini makin banyak perempuan yang menekuninya.
BACA JUGA:Bukan Hanya Ginjal, Ini Penyebab Umum Nyeri Pinggang Menurut Dokter
Evaluasi Etika dan Perlindungan Pasien
Menanggapi kasus MSF, Yudi menekankan pentingnya membedakan antara perilaku individu dengan profesi secara keseluruhan.