Penempatan Tugas Tenaga Guru di Bengkulu Tengah Belum Merata, Jabatan Kepala Sekolah Masih Banyak Kosong
RAKYATBENTENG.DISWAY.ID - Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) menggelar audiensi bersama Bupati Bengkulu Tengah, Rachmat Riyanto pada Senin 21 April 2025. Pertemuan yang juga dihadiri oleh Pj Sekda Hendri Donal dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tomi Marisi ini berlangsung di Pendopo Gunung Bungkuk, seusai upacara peringatan Hari Kartini ke-164.
Audiensi ini bertujuan menyamakan persepsi antara pemerintah daerah dan para guru dalam upaya membangun pendidikan yang lebih baik di Bengkulu Tengah. Dalam kesempatan tersebut, berbagai aspirasi dan masukan disampaikan langsung kepada Bupati sebagai bahan evaluasi dan tindak lanjut ke depan. Salah satunya mengenai pemerataan guru dan masih banyaknya jabatan kepala sekolah yang kosong lantaran memasuki masa pensiun.
BACA JUGA:3 Warga Bengkulu Tengah Sudah Nikmati Fasilitas Peminjaman Mobil Dinas Gratis di Momen Pernikahan
“Kita berdiskusi demi kemajuan pendidikan di Bengkulu Tengah. Salah satu isu utama adalah pemerataan guru yang belum optimal, serta masih adanya posisi kepala sekolah yang kosong. Selain itu, kita juga membahas percepatan visi dan program Bengkulu Tengah yang maju, sejahtera, bahagia, dan mandiri,” ujar Bupati Rachmat.
Sementara, Ketua PGRI Bengkulu Tengah, Supriyanto, S.Pd, MM menambahkan bahwa secara umum penempatan guru saat ini telah disesuaikan dengan jumlah yang tersedia. Namun, ia menekankan perlunya solusi yang bijak agar kebijakan pemerataan ini tidak menimbulkan persoalan baru di masa depan.
BACA JUGA:ASN Perempuan Tampil Berkebaya di Upacara Hari Kartini, Bupati Rachmat Sampaikan Pesan Inspiratif
“Kami sangat mengapresiasi kesempatan berdiskusi langsung bersama Pak Bupati dan Pak Kadis. Ini momen penting untuk eksekusi nyata terhadap permasalahan yang ada. Kami mendukung penuh program kunjungan sekolah oleh Bupati. Terkait pemerataan guru, kami berharap solusi yang diambil benar-benar komprehensif dan tidak menambah beban di kemudian hari. Karena memang persoalannya cukup kompleks,” pungkas Supriyanto.(iza)