Cornel Simanjuntak
Pastinya Sobat Parekraf sudah hafal dengan lagu Maju Tak Gentar, bukan? Sosok penting di balik lagu penuh semangat tersebut adalah Cornel Simanjuntak. Sampai sekarang, Cornel Simanjuntak dianggap sebagai seorang komponis dan pencipta lagu-lagu patriotik, sekaligus sosok penting dalam perkembangan subsektor musik Indonesia.
Sebagai komponis, Cornel Simanjuntak memiliki andil besar dalam menggerakkan semangat prajurit Indonesia melalui karya-karyanya. Selain Maju Tak Gentar, masih banyak lagu heroik dan patriotik yang diciptakan Cornel Simanjuntak, seperti Tanah Tumpah Darah, Sorak-sorak Bergembira, Pada Pahlawan, Teguh Kukuh Berlapis Baja, dan Indonesia Tetap Merdeka
Raden Machjar
Sosok komponis legendaris Indonesia berikutnya adalah Raden Machjar Angga Koesoemadinata atau Raden Machjar. Peran Raden Machjar dalam subsektor musik Indonesia patut diacungi jempol.
Pasalnya, komponis kelahiran 7 Desember 1902 ini merupakan penemu sistem notasi nada dalam musik Sunda: da-mi-na-ti-la-da. Bahkan, Raden Machjar menjadi penemu 17 tangga nada dalam jalinan pelog dan salendro.
Seniman Sunda asal Sumedang yang ahli dalam dunia seni karawitan dan seni suara ini juga telah berhasil menciptakan serat kanayagan (salah satu notasi dalam menuliskan nada musik pada karawitan). Bahkan, Raden Machjar juga berhasil menciptakan monocord atau alat untuk mengukur getaran bunyi, yang telah digunakan ahli musik di luar negeri.
Slamet Abdul Sjukur
Sebagai pecinta musik kontemporer, sudah seharusnya Sobat Parekraf mengenal sosok Slamet Abdul Sjukur. Komponis kelahiran 20 Juni 1935 ini digadang-gadang sebagai pelopor musik kontemporer Indonesia.
Menekuni dunia musik di Paris lebih dari 10 tahun, menjadikannya sebagai seorang komposer yang andal dalam membuat karya dengan menggunakan alat-alat sederhana, seperti desir angin, suara angin jatuh, gesekan daun maupun gesekan sapu, hingga percakapan orang.
Selama berkarier, Slamet Abdul Sjukur sudah menghasilkan banyak karya musik antara lain: Daun Pulus, Jakarta 450 Tahun, Parentheses I-II-III-IV-V-VI, Silence, Ketut Candu, dan banyak lagi lainnya.
Perhargaan yang didapatkan pun beragam, mulai dari Bronze Medal dari Festival de Jeux d’Automne di Perancis (1974), Penghargaan dari Institut Kodaly, Budapest, Hongaria (1983), hingga Tanda Kehormatan Satyalancana Kebudayaan yang diberikan Pemerintah RI (2016).
Gesang Martohartono
Satu lagi komponis legendaris Indonesia yang karyanya terus dikenang, Gesang Martohartono. Komponis yang lebih akrab dikenal dengan sebutan Gesang ini merupakan maestro keroncong Indonesia.
Satu karyanya yang paling legendaris dan mendunia adalah lagu ciptaannya yang berjudul Bengawan Solo. Tak hanya populer di Indonesia, lagu tersebut sudah diterjemahkan dalam 13 bahasa, termasuk Inggris, Rusia, dan Cina.
Berawal dari situ, karier bermusik Gesang terus melejit dan dikenal luas. Bahkan, Gesang berkesempatan untuk membawakan lagu ciptaannya di beberapa negara di Asia. Hebatnya lagi, lagu Bengawan Solo pun sempat digunakan sebagai soundtrack film buatan Jepang, Stray Dog (1949).(tim)