Apa Itu Thudong Jelang Hari Raya Waisak? Berikut Penjelasannya
RAKYATBENTENG.COM - Jelang perayaan Hari Tiga Orang Suci Waisak 2024, Kamis, 23 Mei 2024 mendatang, banyak biksu dari berbagai negara di Asia Tenggara yang akan melakukan Thudong.
Sederhananya, thudong adalah proses berjalan yang dilakukan para biksu sejak pertama kali berkunjung ke tempat diadakannya perayaan Waisak.
Tahun ini, tradisi thudong dimulai oleh para biksu asal kota Semarang menuju kawasan Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.
Lalu apa yang dimaksud Thudong? Menurut YM Bhikkhu Dhammavuddho, Wakil Ketua Panitia Nasional Waisak 2024, thudong bukan sekedar cara berjalan tetapi merujuk pada seluruh langkah yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Seseorang dalam hidup harus melepaskan.
BACA JUGA:Inilah 6 Kesalahpahaman Umum yang Sering Dilakukan Pengguna iPhone Terhadap Android
Misalnya, ketika seseorang meninggal, ia membuang seluruh harta miliknya di masa lalu.
Oleh karena itu, seiring berjalannya thudong , para biksu yang terlebih dahulu membawa tas seberat 20 hingga 30 kilogram, mulai membongkar sendiri-sendiri barang yang dibawanya.
Bhikkhu Dhammavuddho mengatakan bahwa hal ini sama dengan makna hidup dan tafsir kebahagiaan dalam agama Buddha. Beliau selalu mengatakan bahwa kebahagiaan yang didapat dalam hidup bukan berasal dari luar, melainkan dari hati sendiri.
Ketika para Bhikkhu bermeditasi, terkadang kita melihat mereka memandang diri mereka sendiri tanpa memahami apa yang kita bicarakan.
Begitu pula saat melakukan thudong.
BACA JUGA:4 Rekomendasi HP Murah Spek Dewa, Punya Baterai Jumbo dengan Performa Tangguh
BACA JUGA:Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kok Bisa? Berikut Penjelasannya
Saat Bhikkhu tersebut melakukan perjalanan, dia menafsirkan apa yang terjadi padanya sehingga hal itu tidak mempengaruhi keadaan batinnya.