Senjata Makan Tuan! Perkara Telur Ayam Raja Harun Harus Menanggung Malu
RAKYAT BENTENG.COM – Sudah bertahun-tahun Baginda Raja Harun ar-Rasyid berkeinginan mengalahkan dan menghukum Abu Nuwas atau Abu Nawas. Namun apa daya, saban kali melakukan muslihat, Abu Nawas selalu berhasil mengungguli sang raja berkat kepintaran dan kecerdikannya. Meski begitu raja tak patah arang, ia tetap berusaha mencari cara membuat Abu Nawas tunduk kepadanya.
Pada suatu hari, di sore yang cerah ketika raja sedang berendam di kolam air hangat, beliau berkata kepada para menterinya.
“Aku punya akal untuk menjebak Abu Nawas,” kata Baginda Raja dengan wajah yang ceria berharap muslihatnya kali ini berhasil.
“Apakah itu wahai Paduka yang mulia?,” tanya salah seorang menteri.
“Kalian tak usah tahu dulu. Aku hanya ingin kalian datang lebih dulu besok sore. Jangan lupa, datanglah besok sebelum Abu Nawas datang karena aku akan mengundangnya untuk mandi bersama-sama kita,” kata raja.
Raja Harun memang sengaja tidak menyebutkan tipuan apa yang akan dilakukannya. Abu Nawas pun diundang untuk mandi bersama Baginda Raja dan para menteri di pemandian air hangat yang terkenal itu. Dan seperti yang telah direncanakan, raja dan para menteri sudah datang lebih dahulu. Baginda membawa sembilan belas butir telur ayam. Delapan belas butir dibagikan kepada para menterinya. Satu butir untuk dirinya sendiri.
Kemudian Raja Harun memberi pengarahan singkat tentang apa yang telah direncanakan untuk menjebak Abu Nawas. Setibanya Abu Nawas di pinggir kolam ia melihat raja beserta para menterinya sudah lebih dulu berendam di kolam. Abu Nawas pun lalu melepas pakaian dan langsung ikut berendam sesuai yang diperintahkan padanya.
Abu Nawas dalam hati berharap-harap cemas, muslihat apalagi yang akan dihadapi. Ia rasa permainan kali ini lebih berat karena Baginda Raja tidak memberi waktu untuk berpikir. Tiba-tiba Baginda Raja membuyarkan lamunan Abu Nawas, beliau berkata kepada Abu Nawas,
“Hai Abu Nawas, aku mengundangmu mandi bersama karena ingin mengajak engkau ikut dalam permainan kami,” kata Baginda Raja.
“Permainan apakah itu Paduka yang mulia?” tanya Abu Nawas belum mengerti.
“Kita sekali-kali melakukan sesuatu yang secara alami hanya bisa dilakukan oleh binatang. Sebagai manusia kita harus bisa melakukannya dengan cara kita masing-masing.” kata raja sambil tersenyum.
“Hamba belum mengerti Baginda yang mulia,” kata Abu Nawas agak ketakutan.
BACA JUGA:Dekat dengan Rasulullah SAW, Dijamin Masuk Surga, Ini 5 Keistimewaan Menyantuni Anak Yatim
BACA JUGA:Dibantu Lalat, Abu Nawas Sukses Hancurkan Perabotan Istana Raja Harun ar-Rasyid
BACA JUGA:Siti Sarah: Wanita Tercantik Istri Nabi Ibrahim AS yang Dilindungi Allah SWT dari Godaan Raja Mesir
“Masing-masing dari kita harus bisa bertelur seperti ayam dan barangsiapa yang tidak bisa bertelur maka ia harus dihukum!,” kata Raja Harun.
Abu Nawas tidak berkata apa-apa. Wajahnya nampak murung. Ia semakin yakin dirinya tak akan bisa lolos dari lubang jebakan Baginda dengan mudah kali ini. Melihat wajah Abu Nawas murung menunjukkan kekhawatiran membuat wajah Baginda Raja semakin berseri-seri.
“Nah sekarang apalagi yang kita tunggu, kita menyelam lalu naik ke atas sambil menunjukkan telur kita masing-masing,” perintah Baginda Raja.
Kemudian raja dan para menterinya mulai menyelam, dan sejurus kemudian naik ke atas satu persatu dengan membawa sebutir telur ayam. Sedang Abu Nawas masih di dalam kolam. Ia tentu saja tidak sempat mempersiapkan telur karena ia memang tidak tahu kalau ia diharuskan bertelur seperti ayam.
Abu Nawas akhirnya sadar bahwa Baginda Raja dan para menteri telah mempersiapkan telur masing-masing satu butir yang kemudian diklaim dihasilkan oleh mereka.
Karena dadanya mulai terasa sesak. Abu Nawas cepat-cepat muncul ke permukaan kemudian naik ke atas. Baginda Raja langsung mendekati Abu Nawas.
Abu Nawas nampak tenang, bahkan ia berlaku aneh, tiba-tiba saja ia mengeluarkan suara seperti ayam jantan berkokok, keras sekali sehingga Baginda dan para menterinya merasa heran.
“Ampun Tuanku yang mulia. Hamba tidak bisa bertelur seperti Baginda dan para menteri,” kata Abu Nawas sambil membungkuk hormat.
“Kalau begitu engkau harus dihukum,” kata Baginda bangga.
“Tunggu dulu wahai Tuanku yang mulia,” kata Abu Nawas memohon.
“Apalagi hai Abu Nawas,” kata Baginda tidak sabar.
“Paduka yang mulia, sebelumnya ijinkan hamba membela diri. Sebenarnya kalau hamba mau bertelur, hamba tentu mampu. Tetapi hamba merasa menjadi ayam jantan maka dari itu hamba tidak bisa bertelur. Hanya ayam betina saja yang bisa bertelur. Kuk kuru yuuuuuk…!,” kata Abu Nawas dengan membusungkan dada.
Mendengar jawaban cerdas dan sesuai fakta tersebut Baginda pun tidak bisa berkata apa-apa. Wajah Baginda dan para menteri yang semula ceria penuh kemenangan kini mandadak berubah menjadi merah padam karena malu. Sebab mereka dianggap ayam betina. Tak mampu berkata apa-apa lagi, raja dan para menterinya bergegas berpakaian dan kembali ke dalam istana.(tim)