RAKYAT BENTENG.COM - Salah satu pulau di Negara Jepang yang pernah mencuri perhatian dunia adalah Pulau Aoshima, yang dikenal dengan sebutan Pulau Kucing.
Pulau kecil yang sering juga disebut Surga Kucing ini terletak di lepas pantai Prefektur Ehime, di bagian barat daya Jepang. Namun, popularitasnya telah melebihi ukurannya yang kecil karena populasi besar kucing liar yang mendiami pulau ini.
Keunikan Pulau Aoshima
Pulau Aoshima memiliki luas yang relatif kecil, hanya sekitar 1,6 kilometer persegi, namun jumlah kucing yang tinggal di sini jauh lebih banyak daripada jumlah manusia. Dikatakan bahwa populasi kucing di pulau ini bisa mencapai 10 kali lipat dari jumlah penduduk manusia yang hanya sekitar 20 orang. Sebagai hasilnya, kucing-kucing ini telah menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan, terutama para pencinta hewan peliharaan.
Aoshima, yang berjarak 30 menit perjalanan kapal feri dari pesisir prefektur Ehime, pernah dihuni hingga 900 orang pada 1945. Namun, sejak eksodus warga ke kota besar, kini pulau itu hanya dihuni sebagian besar oleh para orangtua.
Asal-usul Kucing di Pulau Aoshima
Memiliki sebutan sebagai Pulau Kucing dengan jumlah populasi kucing yang melebihi populasi manusia tentu menimbulkan suatu pertanyaan. Pertanyaan yang sering muncul adalah bagaimana pulau ini bisa menjadi tempat tinggal bagi begitu banyaknya kucing liar?
Menurut penduduk setempat, kucing-kucing ini pertama kali diperkenalkan ke pulau sebagai kontrol populasi tikus pada zaman dahulu.
BACA JUGA:Sphynx, Kucing Tanpa Bulu yang Harganya Bikin Melongo
BACA JUGA:Ingin Kucing Anda Betah di Rumah? Perhatikan 6 Hal Berikut
Seiring waktu, kucing-kucing ini berkembang biak dan beradaptasi dengan lingkungan pulau. Kurangnya pemangsa alami dan kurangnya akses ke dokter hewan telah mengubah kucing-kucing ini menjadi populasi yang liar dan tidak terkendali.
Pariwisata dan Dampaknya
Dengan popularitas yang terus meningkat, Pulau Aoshima telah menjadi tujuan wisata populer di kalangan wisatawan lokal maupun internasional. Wisatawan yang datang dapat menikmati pemandangan yang menggemaskan saat kucing-kucing berkeliaran di sekitar pulau, bermain atau tidur di pelabuhan, berjemur di pantai pasir putih, atau bermain dengan benang merah yang tergantung dari pepohonan.
Namun, popularitas ini juga menghadirkan tantangan baru. Kepadatan populasi kucing telah mengarah pada masalah seperti penanganan limbah, perlindungan lingkungan, dan kesejahteraan hewan.
Upaya telah dilakukan untuk mengelola populasi kucing agar tetap seimbang dengan lingkungan, dan para wisatawan diharapkan untuk tidak memberi makanan kepada kucing secara berlebihan atau merusak lingkungan.