RAKYAT BENTENG.COM - Para pelamar komisioner KPU Provinsi Bengkulu didominasi para penyelenggara pemilu dari Kabupaten/Kota. Termasuk para komisioner KPU dan Bawaslu yang sudah demisioner.
Jadi menarik, lantaran persaingan perebutan lima kursi komisioner KPU Provinsi Bengkulu periode 2023-2028 bakalan sengit.
Dengan kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki, para calon komisoner KPU Provinsi Bengkulu berlatar belakang penyelenggara pemilu ini tentunya memiliki kans sama.
Bahkan anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Bengkulu, Komisi Informasi Provinsi ikut meramaikan persaingan. (lengkap lihat grafis).
Ditelisik dari latar belakang para pelamar, mereka memiliki background aktivis yang berkecimpung di berbagai organisasi.
Seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama (NU) dan organisasi kepemudaan seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Bengkulu Drs. Mirza Yasben, M.Soc, SC mengatakan anggota KPU merupakan individu-individu yang netral.
Tetapi walau bagaimanapun KPU dilirik oleh kepentingan politik, ini tidak bisa dipungkiri.
“Anggota KPU diharapkan personal yang netral. Tetapi bagaimana pun juga KPU dilirik semua kepentingan politik untuk pengelola proses Pemilu.
Jadi sekarang siapa yang paling kuat daya tekannya itulah yang kemungkinan dapat.
Tetapi kita tidak tahu siapa. Tidak nampak, itulah yang namanya politik,” terang Yasben.
Ia mengungkapkan, tidak bisa lepas dari kepentingan politik.
“Secara formal netral. Tetapi di balik itu memiliki jago masing-masing. Inilah yang disebut kepentingan politik tertentu,” ungkapnya.
Menurutnya, demokrasi tetap berjalan normal selagi tidak menyalahi UU, aturan dan hukum berlaku.
Tetapi dampak kepada demokrasi substansi pasti ada. Karena tidak bebas menilai, anggota KPU yang terpilih dari kepentingan-kepentingan tertentu.