Target 82, Hanya 16 yang Hadir, Kepsek Pertanyakan Data Siswa

Senin 23-08-2021,12:36 WIB
Reporter : admin
Editor : admin

SEMIDANG LAGAN RBt - Ada yang menarik dalam giat vaksinasi tingkat pelajar usia 12-18 tahun di SMPN 6 Bengkulu Tengah (Benteng) pada Sabtu (21/8). Dimana pihak sekolah, dalam hal ini Kepala sekolah (Kepsek) membantah bahwa data jumlah siswanya Kelas IX sebanyak 82 anak. Disampaikan Kepsek, Herix Melechi, S.Pd bahwa data 82 anak itu merupakan data tahun lalu. Sedangkan tahun ini jumlah siswa Kelas IX hanya 52 anak. "82 anak itu data tahun lalu untuk kelas IX. Kalau data sekarang jumlahnya 52 anak," ungkap Herix. Lantas darimana penyelenggara vaksinasi mengantongi data peserta vaksin jika diklaim oleh Herix keliru? Ditanyakan hal ini, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes), Yoki Herwansyah, S.KM, M.PH menegaskan bahwa pihaknya memperoleh data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud). "Kami hanya sebagai pelaksana saja. Menyiapkan vaksinnya bersama pihak lain dan melaksanakan di lapangan. Kalau untuk data sasaran, itu dengan dinas bersangkutan," kata Yoki. Lantas apakah peserta vaksinasi terbatas kelas IX saja atau bisa juga kelas di bawahnya? Terkait hal ini Yoki juga mengembalikannya ke dinas yang menaungi sekolah. Jelasnya dinkes hanya meminta data calon peserta vaksin sesuai persyaratan yakni rentang usia 12-18 tahun, lalu menyesuaikan dengan banyaknya ketersediaan vaksin yang akan diberi. Meskipun menggunakan data terbaru sebagaimana disampaikan kepsek bahwa jumlah siswa kelas IX nya sebanyak 52 anak tetap saja angka partisipasi vaksinasi masih sangat rendah, yakni hanya 16 anak. Berbeda dengan sekolah lain, dimana jumlah peserta vaksinasi cukup tinggi, malah nyaris 100 persen dari target. Seperti di SMPN 26 dari sasaran 10 anak, yang hadir 8 anak. Kemudian di SMPN 27 sasarannya 10 anak yang disuntik vaksin 8 anak, dan di SMPN 32 dari sasaran 8 anak kesemuanya hadir. Dari penelusuran RBt di sekolah, salah satu penyebab rendahnya tingkat partisipasi calon peserta vaksin lantaran adanya surat pernyataan yang diperuntukkan bagi orang tua/wali murid. "Banyak kawan yang tidak ikut vaksin, orang tua mereka takut. Kalau kami sudah diperbolehkan orang tua makanya kami vaksin," ujar salah seorang siswa. Sebagaimana diwartakan sebelumnya, isi surat yang didapat dari salah seorang orang tua pelajar SMPN 6 membuat mereka ragu lantaran tertulis, orang tua atau wali murid tidak akan mengambil tindakan hukum apapun jika di kemudian hari terhadap sekolah ataupun instansi terkait jika terjadi efek dari vaksin.(sir/ae2)

Tags :
Kategori :

Terkait